Reporter : Syamsul Akbar
KRAKSAAN – Sebanyak 38 orang guru SD dan 5 orang Ketua KKG di Kecamatan Kraksaan mengikuti workshop pengelolaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran di aula SDN Semampir 1 Kecamatan Kraksaan, Selasa hingga Sabtu (12-16/4/2022).
Kegiatan yang digelar oleh Koordinator Wilayah (Korwil) Bidang Pendidikan Kecamatan Kraksaan bekerja sama dengan Paguyuban Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Kraksaan dan PGRI Kecamatan Kraksaan ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo Fathur Rozi, Ketua PGRI Kabupaten Probolinggo Asim dan Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Kraksaan Sofiah Hastuti.
Workshop pengelolaan dan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran ini bertujuan agar guru SD bisa menggunakan aktivasi akun belajar id dan akun merdeka mengajar serta meningkatkan kompetensi TIK guru dalam menggunakan Google Workspace for Education (GWE) dengan akun belajar id.
Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Kraksaan Sofiah Hastuti menyampaikan ucapan terima kasih karena bisa melaksanakan workshop pengelolaan dan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran bagi guru SD yang ada di Kecamatan Kraksaan.
“Alhamdulillah, di Kecamatan Kraksaan ada empat guru yang hebat dan sudah bisa menambah wawasan dan pengetahuannya dalam pengelolaan dan pemanfaatan TIK serta akan ditularkan kepada guru lain yang ada di Kecamatan Kraksaan,” ujarnya.
Sofiah menegaskan tanpa adanya dukungan sinergi dan komunikasi dengan Paguyuban K3S dan PGRI, kegiatan ini tidak akan berjalan dengan baik. “Semoga dari hasil workshop ini para guru SD yang ada di Kecamatan Kraksaan bisa meningkatkan kompetensinya sesuai dengan perkembangan zaman untuk selalu menggerakkan guru di lembaganya masing-masing,” tegasnya.
Sementara Ketua PGRI Kabupaten Probolinggo Asim mengungkapkan workshop pengelolaan dan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran ini sangat tepat untuk meningkatkan kompetensi di dalam menghadapi kekurangan baik guru maupun kepala sekolah. Dengan terus menimba ilmu maka ketertinggalan-ketertinggalan tersebut bisa dikurangi.
“Guru harus menyikapi era digital ini dengan baik, jika tidak mengikuti maka akan tertinggal. Saya mengajak semua guru harus selalu beradaptasi. Perubahan kurikulum apapun kita harus mengikuti demi kebaikan bersama. Sesuatu yang ada di dunia ini tidak akan terlepas dari perubahan,” ungkapnya.
Sedangkan Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo Fathur Rozi mengatakan saat ini berada di era revolusi indutri 4.0. Seluruh kebutuhan hidup manusia itu dicukupi dengan otomasi dan digitalisasi.
“Kita tidak bisa menolak hal itu. Yang harus dan bijak bagaimana memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi itu untuk kebutuhan kita semata-mata semakin mempercepat pelayanan kita di bidang pedidikan,” katanya.
Rozi menegaskan bahwa semuanya tidak bisa menghindar dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Bagi yang apatis dan abai bahkan tidak mau mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi itu dengan sendirinya akan tersisihkan dan terlibas karena itu memang sebuah keniscayaan.
“Oleh karena itu, semua guru dan tenaga kependidikan menjadi wajib hukumnya untuk menguasai, memahami dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi unuk kepentingan pembelajaran,” jelasnya.
Menurut Rozi, pandemi memberikan sebuah pelajaran yang sangat berharga dalam percepatan akselerasi dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. “Oleh karena itu workshop ini sangat luar biasa sehingga harus memastikan untuk memahami, menguasai dan memanfaatkan peran teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran,” terangnya.
Rozi menerangkan bahwa manusia saat ini tidak hanya hidup di era revolusi industri 4.0, tetapi juga berada dalam satu zaman yang dikenal sebagai zaman smart society 5.0. Artinya sehebat apapun teknologi informasi dan komunikasi itu tergantung kepada manusia yang menggunakan dan memanfaatkan.
“Oleh karenanya ada nilai-nilai dasar kemanusiaan. Siapapun orang yang pasti memiliki nilai itu yang harus dilibatkan dalam dunia pendidikan. Dengan demikian, kita tidak perlu membangga-banggakan revolusi industri 4.0, karena sejatinya kita memiliki smart society 5.0. Inilah yang membedakan manusia dengan makhluk Allah SWT yang lainnya,” tegasnya.
Selama kegiatan yang menerapkan in-on-in ini, seluruh guru SD akan mendapatkan materi kebijakan pembelajaran abad-21, pengenalan akun belajar, pemanfaatan GWE google drive,
pemanfaatan GWE google dokumen, pemanfaatan GWE google spreadsheet, pemanfaatan GWE google formulir, pemanfaatan GWE google slide, pemanfaatan GWE google classroom dan pemanfaatan GWE google sites. Selain itu penugasan peserta secara mandiri dengan pemandu melalui google classroom. Diakhiri dengan presentasi hasil karyanya dan evaluasi kegiatan. (wan)