Reporter : Mujiono
PROBOLINGGO – Untuk pencegahan, penanganan kasus dan perbaikan tata laksana kasus, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Probolinggo menggelar rakor Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) audit kasus stunting, Rabu (30/11/2022) di Pendopo Prasaja Ngesti Wibawa Kabupaten Probolinggo.
Kegiatan ini dihadiri oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo Heri Sulistyanto, perwakilan Forkopimda dan Kasubdit Pelayanan KB Jalur Pemerintah dan Swasta BKKBN Provinsi Jawa Timur dr. Zekson Alpian.
Hadir pula Kepala DP3AP2KB dr. Anang Budi Yoelijanto, Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Santiyono, Wakil Direktur Pelayanan Kesehatan RSUD Waluyo Jati Kraksaan dr. Hariawan Dwi Tamtomo serta perwakilan TP PKK Kabupaten Probolinggo.
Upaya percepatan penurunan stunting yang dilakukan oleh DP3AP2KB Kabupaten Probolinggo ini melibatkan Satgas Kabupaten Probolinggo, para Camat beserta Koordinator KB Kecamatan se-Kabupaten Probolinggo, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Probolinggo, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Probolinggo, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Probolinggo, Muslimat NU dan Fatayat NU Kabupaten Probolinggo.
Rakor TPPS audit kasus stunting merupakan salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Probolinggo dalam hal pencegahan, penanganan kasus dan perbaikan tata laksana kasus yang dilanjutkan dengan memberikan rekomendasi penanganan kasus yang tujuannya untuk mengidentifikasi resiko dan penyebab resiko terjadinya stunting pada anak balita.
Rakor TPPS audit kasus stunting ini dimoderatori oleh Awi selaku Kabid Keluarga Berencana dan Ketahanan Keluarga pada DP3AP2KB Kabupaten Probolinggo. Untuk paparan penanganan stunting disampaikan oleh Penyuluh KB Kecamatan Pakuniran Kusnadi dan Penyuluh KB Kecamatan Lumbang Haris Junaedi. Hasil paparan dianalisa oleh tim pakar (ahli) Kabupaten Probolinggo sejumlah 4 (empat) orang.
Empat orang tim pakar/ahli yang bertugas menganalisa dan memberikan rekomendasi yakni Ranti Sagita selaku Tim Pakar Stunting Kabupaten Probolinggo, dr. Yessi Rahmawati selaku Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RSUD Waluyo Jati Kraksaan, Kepala Instalasi Neonatus Intensive Care Unit (NICU) RSUD Waluyo Jati Kraksaan dan Putranto Widodo dari Instalasi Gizi RSUD Waluyo Jati Kraksaan.
Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo Heri Sulistyanto mengatakan keberhasilan pembangunan manusia tidak hanya ditentukan satu sektor, perlu peran serta semua unsur untuk menghasilkan SDM yang berkualitas. SDM adalah elemen penting yang strategis sebagai pelaku pembangunan di Kabupaten Probolinggo.
“Sebagaimana permasalahan saat ini adalah permasalahan stunting atau gangguan gizi balita yang menjadi perhatian dan penanganan secara serius. Mulai dengan menara regulasi, melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi dan institusi vertikal serta merancang anggaran yang berperspektif dalam upaya pencegahan stunting,” katanya.
Selain itu jelas Heri, melakukan konvergensi terhadap semua OPD terkait hingga mengoptimalkan anggaran desa untuk kepentingan percepatan penurunan stunting secara optimal.
“Capaian yang kita peroleh berdasarkan hasil bulan timbang tahun 2022 angka stunting di Kabupaten Probolinggo kisaran 14% dari total balita. Dan versi survey Kemenkes di angka 23%. Tentunya harus dilakukan upaya-upaya agar angka stunting semakin menurun,” pungkasnya. (y0n)