Friday, April 19, 2024
Depan > Kesehatan > 20 PMI Jalani Karantina di Rumah Isolasi Sari Indah Gending

20 PMI Jalani Karantina di Rumah Isolasi Sari Indah Gending

Reporter : Syamsul Akbar
GENDING – Sebanyak 20 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru datang dari luar negeri sedang menjalani karantina selama 5 (lima) hari di Rumah Isolasi Sari Indah Gending sambil menunggu hasil swab PCR (Polymerase Chain Reaction).

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo dr. Dyah Kuncarawati. “Status para PMI itu adalah negatif hasil swab PCR di Wisma Haji Surabaya. Hanya saja kalau mau keluar karantina, syarat diagnosanya harus dua kali negatif swab PCR,” katanya.

Menurut Dyah, dua kali negatif hasil swab PCR ini dilakukan pada saat di Wisma Haji Surabaya dan ketika sampai di Kabupaten Probolinggo saat menjalani karantina minimal 5 (lima) hari.

“Jadi posisi para PMI di SI ini masih menunggu hasil swab PCR kedua. Mereka ditempatkan di SI karena pada saat tiba di Kabupaten Probolinggo, tempat karantina di Puskesmas Maron sudah terisi penuh. Waktu itu ada sekitar 34 orang PMI, tetapi hari ini sudah pulang semua karena hasilnya sudah negatif,” jelasnya.

Selama menjalani karantina selama 5 hari jelas Dyah, aktifitas para PMI ini diantaranya melakukan olahraga, mendapatkan bimbingan psikologi, bimbingan rohani, vitamin dan makan. Jadi statusnya sama dengan orang confirm tanpa gejala.

“Rata-rata dari luar negeri para PMI ini berasal dari Malaysia dan Singapura. Tetapi yang paling banyak adalah Malaysia. Setelah dinyatakan negatif, mereka diharapkan dikarantina selama 14 hari di desa melalui PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Skala Mikro,” terangnya.

Dyah menegaskan bahwa untuk mencegah kedatangan PMI tidak bisa. Karena disamping mereka pulang mudik, ada juga yang dideportasi karena surat izinnya habis atau paspor visanya habis dan lain-lain. “Jadi memang mereka terpaksa untuk pulang dan kalau wilayahnya rumahnya di Kabupaten Probolinggo tetap akan diterima,” ujarnya.

Lebih lanjut Dyah menerangkan salah satu antisipasi yang dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 dari kedatangan PMI ini adalah dengan melakukan karantina minimal 5 hari itu. Jadi dari Wisma Haji Surabaya mereka tidak dijemput keluarganya, tetapi Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo yang menjemputnya.

“Mereka dikarantina selama 5 hari untuk diswab PCR. Jika hasilnya negatif baru dikembalikan untuk dikarantina di desa. Tetapi kalau dari Surabaya langsung dijemput keluarganya, statusnya blank karena cuma satu kali swab. Padahal diagnosa harus dua kali hasil swab PCR negatif. Oleh karena itu, Satgas Covid-19 Jawa Timur tidak akan melepas PMI kalau tidak dijemput Satgas Covid-19 masing-masing daerah,” tegasnya.

Dengan upaya ini Dyah mengharapkan agar Kabupaten Probolinggo menjadi hijau semua sehingga masyarakat bisa beraktifitas normal kembali seperti dulu. Oleh karena itu masyarakat dihimbau tetap menjaga protokol kesehatan walaupun sudah diimunisasi, karena imunisasi tidak bisa menangkal masuknya virus.

“Tapi dengan imunisasi daya tahan tubuh menjadi naik sehingga tidak menimbulkan gejala yang berat, paling stadium 1 atau 2 tidak sampai masuk ke rumah sakit, ICU dan lain-lain, namun virus tetap masuk sehingga protokol kesehatan tetap harus dijalankan,” pungkasnya. (wan)