Reporter : Syamsul Akbar
KRAKSAAN – Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia (APSI) Kabupaten Probolinggo menggelar workshop peningkatan kompetensi pengawas sekolah (PAUD, SD dan SMP) se-Kabupaten Probolinggo, Senin (7/3/2022) di Happy Cafe and Resto Kraksaan.
Workshop ini diikuti oleh 16 orang Pengawas PAUD, 18 orang Pengawas SD dan 8 orang Pengawas SMP. Kegiatan ini merupakan AD/ART APSI Kabupaten Probolinggo, Renstra APSI Kabupaten Probolinggo tahun 2019-2024 serta Rencana Aksi APSI Kabupaten Probolinggo.
Selama kegiatan ini para pengawas sekolah mendapatkan materi dari beberapa narasumber dari sesama pengawas sekolah. Yakni, Suwanto yang akan mempertajam dan memperdalam terkait Kurikulum Merdeka dan Ganif Rojikin terkait aplikasi tentang pelaporan tahunan pengawas sekolah. Karena itu menjadi bagian kewajiban dari pengawas sekolah untuk menyampaikan laporan tahunan.
Ketua APSI Kabupaten Probolinggo Joko Rohani Sanjaya mengataka kegiatan ini dilakukan karena pengawas sekolah ini adalah penjamin mutu sehingga harus update sebagai konsultan pendidikan sehingga kompetensinya nanti lebih meningkat. Dengan demikian mampu melaksanakan pendampingan kepada sekolah-sekolah dalam rangka menuju pendidikan bermutu di Kabupaten Probolinggo.
“Harapannya, ini merupakan bagian dari upgrade kompetensi pengawas sekolah Kabupaten Probolinggo sehingga nanti lebih ada peningkatan kompetensinya. Tentunya sebagai konsultan dan penjamin mutu pendidikan ini akan membantu peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Probolinggo,” ujarnya.
Menurut Joko, kegiatan ini sangat penting sekali karena konsultan itu selalu update pengetahuannya. Jika sebagai konsultan penjamin mutu tidak update maka akan ketinggalan. Apalagi sekarang ada 3 (tiga) distruksi. Distruksi pandemi Covid-19 ini tidk boleh tidak untuk dekat karena pembelajaran yang dilakukan saat ini banyak online dari pada offline. Kedua, distruksi digitalisasi teknologi. Dimana pengawas sekolah, guru dan kepala sekolah ini harus fasilitasi semua stakeholder dan harus beradaptasi transformasi dengan digitalisasi.
“Ketiga adalah distruksi demografi. Bahwa sekarang ini generasi yang menguasai adalah generasi milenial, generasi Z dan generasi Alpha. Ketika pengawas sekolah itu kompetensinya diupdate dan tidak diupgrade maka akan tergilas karena digitalisasi ini seperti vortex baling-baling pesawat. Semakin dayanya kuat maka semakin akan menggilas. Oleh karena itu penting bagi pengawas sekolah di Kabupaten Probolinggo yang difasilitasi oleh APSI dalam rangka update dan upgrade tentang kompetensi pengawas sekolah di Kabupaten Probolinggo,” jelasnya.
Joko menegaskan selama ini kegiatan semacam ini sudah ada tapi tidak dilakukan oleh APSI, namun oleh Koordinator Pengawas (Korwas) Sekolah. Akan tetapi volumenya masih kurang. Saat ini baik APSI maupun Korwas baru melakukan sebanyak 2 kali setahun. Harapannya untuk masa-masa yang akan datang volume untuk kegiatan workshop peningkatan kompetensi pengawas sekolah ini bisa ditingkatkan.
“Tindak lanjut dari kegiatan ini, teman-teman Pengawas Sekolah terkait dengan Kurikulum Merdeka nanti bisa mensosialisasikan ke satuan pendidikan di sekolah binaan masing-masing. Terkait aplikasi pelaporan ini harapannya di tahun pelajaran 2021/2022, laporan seluruh pengawas sekolah 100% bisa masuk laporan tahunan,” pungkasnya. (wan)