Reporter : Hendra Trisianto
KRAKSAAN – Kisah-kisah unik dan menggelitik selama pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Non-Guru di lingkungan Pemerintah Kabupaten Probolinggo banyak bermunculan.
Seperti diketahui sebelumnya Seleksi Kompetensi untuk para calon abdi negara di Kabupaten Probolinggo telah dimulai sejak Selasa (21/9/2021) di lokasi Kantor Bupati Probolinggo.
Hingga hari Kamis (23/9/2021) banyak kejadian unik atau lucu saat pelaksanaan SKD tersebut, mulai sepatu peserta yang jebol, peserta yang panik karena hampir terlambat hingga peserta yang tiba tiba kesulitan berjalan karena trauma pasca operasi pemasangan pen tulang.
Berkat kesigapan petugas dan panitia pelaksana SKD mulai dari tim medis dan keamanan ketertiban, segala kepanikan dan permasalahan yang notabene terjadi di menit-menit krusial menjelang tes tersebut akhirnya dapat teratasi.
Panita Seleksi Daerah (Panselda) Kabupaten Probolinggo mengingatkan kepada peserta Seleksi Kompetensi CPNS 2021 untuk lebih memperhatikan hal kecil sebagai bentuk keseriusan dalam menghadapi tes seleksi CASN yang sedang dihadapi.
“Penting kiranya bagi para peserta agar selalu memperhatikan kondisi fisik dan persyaratan yang berlaku, baik atribut pakaian serta kualitasnya. Jangan sampai sepatu jebol di tengah jalan,” seloroh Slamet Bagio Widodo, anggota Satpol PP yang sedang bertugas saat itu.
Sebagai penjamin keamanan dan ketertiban selama tes seleksi berlangsung, sebenarnya dirinya tidak keberatan membantu kesulitan yang dialami para peserta. Namun jika masalahnya hanya sepele dan sampai harus rela melakukan servis sepatu, pihaknya juga sangat menyayangkan.
“Kami selaku petugas memang harus selalu siap untuk melayani dan mendukung kelancaran hajat nasional ini. Jangankan hanya sepatu jebol, jika harus menggendong peserta pun kami siap, karena kami bangga melayani bangsa mas,” tandas pegawai honorer lima anak ini.
Sementara Shinta Dian Oktaviani (24), peserta SKD asal Mayangan Kota Probolinggo mengakui bahwa sepatu yang dipakainya itu memang sudah cukup usang. Karena kejadian ini dirinya harus rela menenteng sepatu jebolnya itu ke lantai V titik lokasi pelaksanaan SKD dengan hanya beralas kaos kaki.
“Alhamdulillah panitianya ramah-ramah dan cekatan juga, ketika ada yang mengalami kesulitan mereka cukup sigap dan tidak butuh waktu lama untuk mengatasinya. Pengalaman ini tidak akan pernah saya lupakan sepanjang hidup,” ungkap alumni Unair Surabaya ini tersipu.(dra)