Reporter : Syamsul Akbar
KRAKSAAN – Tahun ini, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kabupaten Probolinggo akan melakukan replikasi perpustakaan di 10 desa untuk membentuk perpustakaan desa (perpusdes) di desanya masing-masing.
Ke-10 desa tersebut diantaranya Desa Sidomulyo dan Desa Triwungan Kecamatan Kotaanyar, Desa Paiton Kecamatan Paiton, Desa Alaskandang Kecamatan Besuk, Desa Kertonegoro dan Desa Sogaan Kecamatan Pakuniran, Desa Maron Kulon dan Desa Ganting Wetan Kecamatan Maron serta Desa Sumber Agung dan Desa Tegalrejo Kecamatan Dringu.
“Dalam menentukan desa sasaran replikasi perpustakaan ini kami melakukan verifikasi dan validasi, survey dan monitoring. Tetapi ada juga yang diajukan oleh instansi. Seperti Desa Sumber Agung Kecamatan Dringu yang diajukan oleh DPPKB karena merupakan Kampung KB,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dispersip Kabupaten Probolinggo Wiwit Suryaningsih melalui Pustakawan Hesthiyono Suko Adhi.
Dengan bertambahnya 10 desa replikasi perpustakaan ini, maka di Kabupaten Probolinggo selama 3 (tiga) tahun ada 25 desa replikasi perpustakaan. Sebelumnya ada Desa Alasnyiur, Desa Bago, Desa Krejengan, Desa Gading Wetan, Desa Sumberan, Desa Kedungrejoso, Desa Sentul, Desa Sepuhgembol, Desa Sentong, Desa Bhinor, Desa Opo-opo, Desa Jangur, Desa Dungun, Desa Bayeman dan Desa Sumber Klidung.
Menurut Hesthi, replikasi perpustakaan ini bertujuan untuk mentransformasikan perpustakaan dari yang hanya sekedar meminjam buku berubah menjadi pusat informasi dan kegiatan masyarakat. Sehingga menjadi ruang publik masyarakat dalam mengembangkan potensinya dan membantu peningkatan kualitas dan kesejahteraan masyarakat.
“Demi mewujudkan hal ini, kami nantinya akan melakukan road show ke-10 desa tersebut. Setelah itu kami adakan capacity building terhadap pengelola perpustakaan desanya. Selanjutnya kami adakan pertemuan antar pengelola perpustakaan desa untuk saling berbagi capaian yang sudah dilakukan oleh tiap perpustakaan desa,” terangnya.
Hesthi menerangkan bahwa program perpustakaan dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kabupaten Probolinggo tahun 2019-2023 masuk dalam misi Bupati-Wakil Bupati Probolinggo ke-2 dalam menurunkan angka kemiskinan.
“Strateginya dengan meningkatkan pelayanan publik melalui pelayanan perpustakaan menjadi pusat informasi dan kegiatan masyarakat. Tetapi semua itu tidak terlepas dari konsep literasi. Dimana makna literasi ini bukan hanya kemampuan membaca untuk memperoleh informasi dari buku dan internet saja, tetapi juga dari kegiatan di perpustakaan desa yang mana informasinya bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
Lebih lanjut Hesthi menambahkan bahwa target dari pelayanan perpustakaan ini mampu menopang kenaikan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Probolinggo. “Paling tidak 5 tahun ke depan kita bisa menaikkan IPM melalui Replikasi Pro Literasiku. Membangun Probolinggo Melalui Literasi Untuk Kemajuan,” pungkasnya. (wan)