Reporter : Syamsul Akbar
DRINGU – Saat ini di wilayah Kecamatan Sumberasih terdapat 9 (sembilan) lembaga SD yang tidak memiliki kepala sekolah. Hal ini dikarenakan kepala sekolah lembaga sekolah tersebut kosong karena sudah purna tugas. Oleh karenanya, sekolah tersebut diisi rangkap jabatan oleh kepala sekolah senior dari lembaga lain.
Kesembilan lembaga SD tersebut diantaranya SDN Laweyan 3, SDN Muneng Leres 2, SDN Sumberbendo 1, SDN Muneng Kidul, SDN Jangur, SDN GILI Ketapang 1, SDN Mentor 3, SDN Mentor 2 dan SDN Lemah Kembar.
Demikian disampaikan oleh Koordinator Wilayah (Korwil) Bidang Pendidikan dan Kebudayaan (Dikdaya) Kecamatan Sumberasih Yuliastuti didampingi Pengawas Sekolah Kecamatan Sumberasih Maini Yudiningsih dalam kegiatan pisah kenang Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah se-Kecamatan Sumberasih di J’Bing Café & Resto Kecamatan Dringu, Sabtu (3/9/2022).
“Solusinya tentu dirangkap oleh kepala sekolah yang senior. Itupun pengajuannya sangat mendesak karena berkaitan dengan masa berakhirnya untuk memasukkan data siswa, data guru, termasuk nanti tujuannya ingin mengetahui nilai rapot pendidikan,” katanya.
Menurut Yuli, kepala sekolah yang merangkap jabatan ini kebijakanya hanya dalam tugas saja. Khususnya berkaitan dengan administrasi. Sedangkan yang lain-lain masih ada tanda petik. Kekurangan kepala sekolah tentunya juga menghambat karena otomatis kepala sekolah tidak bisa maksimal
“Perannya kepala sekolah kalau di era sekarang ini mempunyai power yang sangat besar. Sebab tanpa seorang manager, anak buah dalam hal ini guru sulit untuk beraktivitas. Padahal kepala sekolah ini sebagai pengendali dalam satu lembaga,” tegasnya.
Selain itu jelas Yuli, bulan depan, dua bulan lagi dan tahun depan ada 5 orang guru di Kecamatan Sumberasih yang sudah purna. Secara otomatis aka nada kekurangan guru. Memang ada solusi dari para kepala sekolah dengan menerima mahasiswa magang.
“Artinya magang ini, ada yang masih semester 7 dan semester 5. Bahkan ada yang sudah lulus. Tetapi tetap bagi kami mereka itu magang. Sebab belum ada regulasinya, sehingga statusnya dari lembaga magang,” jelasnya.
Secara umum terang Yuli, beberapa lembaga masih kekurangan guru. Karena idealnya dalam satu lembaga itu ada 8 (delapan) guru meliputi 6 guru kelas dan 2 guru mata pelajaran serta 1 kepala sekolah.
“Saat ini ada 2 lembaga yang menerapkan multigrade. Yakni SDN Laweyan 3 dan Sumberbendo 1. Sebab siswanya kurang dari 60 orang. Secara otomatis mereka harus mengikuti program dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo. Dimana lembaga yang siswanya kurang dari 60 dan keterbatasan guru maka wajib mengikuti program multigrade,” terangnya.
Yuli mengharapkan semua warga pendidikan di Kecamatan Sumberasih sehat. “Kita selalu mengajak mereka dalam beraktivitas untuk selalu berkomunikasi dan berkolaborasi demi mensukseskan program pendidikan di Kecamatan Sumberasih pada khususnya dan Kabupaten Probolinggo pada umumnya,” harapnya.
Dalam pisah kenang yang diikuti oleh para kepala sekolah di Kecamatan Sumberasih, ada 6 (enam) orang pengawas sekolah dan kepala sekolah yang purna tugas dan akan memulai tugas baru. Yakni, Asis sebagai Pengawas Sekolah Kecamatan Sumber, Chamim Mustofa sebagai Pengawas Sekolah Kecamatan Kuripan, Evi Herawati sebagai Pengawas Sekolah Kecamatan Sukapura, Siti Chusnul Hotimah sebagai Pengawas Sekolah Kecamatan Dringu serta Mujito dan Yayak Ernany yang sudah purna tugas.
Sebagai bentuk apresiasi atas pengabdian yang sudah dilakukan selama ini di Kecamatan Sumberasih, keenam orang ini mendapatkan tali asih yang diserahkan oleh Korwil Bidang Dikdaya Kecamatan Sumberasih Yuliastuti dan Pengawas Sekolah Kecamatan Sumberasih Maini Yudiningsih. (wan)