Friday, March 29, 2024
Depan > Kemasyarakatan > Wabup Timbul Resmikan Infrastruktur Kemandirian Pangan

Wabup Timbul Resmikan Infrastruktur Kemandirian Pangan

Reporter : Syamsul Akbar
PAKUNIRAN – Wakil Bupati (Wabup) Probolinggo Drs. HA. Timbul Prihanjoko meresmikan infrastruktur kemandirian pangan Kabupaten Probolinggo di Desa Sumber Kembar Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo, Rabu (30/11/2022).

Infrastruktur kemandirian pangan yang diresmikan ini diantaranya berada di Gapoktan Kembar Tani Desa Sumber Kembar Kecamatan Pakuniran, Gapoktan Karya Tani Desa Batur Kecamatan Gading dan Gapoktan Sumber Abadi Desa Dawuhan Kecamatan Krejengan.

Peresmian infrastruktur kemandirian pangan ini ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita oleh Wabup Timbul. Dilanjutkan dengan peninjauan infrastruktur kemandirian pangan di bangunan lumbung pangan masyarakat berupa operasional Mesin RMU (Rice Milling Unit) di Gapoktan Kembar Tani.

Prosesi peresmian ini dihadiri oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Yahyadi, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian Anung Widiarto, Kepala Dinas Perhubungan Taufik Alami, perwakilan Perum Bulog Sub Divre Probolinggo dan Bank Jatim Cabang Kraksaan, Rais Syuriyah PCNU Kota Kraksaan KH Wasik Hannan, Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Kraksaan Achmad Muzammil, Forkopimka Pakuniran serta Ketua Kelompok Tani se-Kecamatan Pakuniran.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Probolinggo Yahyadi mengungkapkan kemandirian pangan ini juga akan sangat berdampak terhadap inflasi daerah. Sebab inflasi daerah sendiri mencakup keterjangkauan, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi informasi.

“Dengan adanya infrastruktur kemandirian pangan ini harapannya di Kabupaten Probolinggo tidak ada krisis pangan. Terlebih kondisi saat ini lahan yang semakin berkurang dan jumlah penduduka yang semakin bertambah. Melalui infrastruktur kemandirian pangan ini kita ingin berinovasi bagaimana ada kebijakan agar bisa menekan inflasi,” ujarnya.

Yahyadi meminta kepada Bulog agar menjadikan 3 (tiga) Gapoktan ini menjadi anak didiknya. Sebab kalau hanya pemerintah saja tidak cukup. Demikian pula kepada Bank Jatim agar bisa memfasilitasi untuk mengembangkan infrastruktur kemandirian pangan agar bisa dirasakan oleh masyarakat.

“Harapan saya dari tiga kelompok ini betul-betul nantinya menjadi amanah dalam rangka mendukung kemandirian pangan sehingga Kabupaten Probolinggo betul-betul mandiri ketahanan pangannya,” harapnya.

Sementara Wakil Bupati (Wabup) Probolinggo Drs. HA. Timbul Prihanjoko mengatakan pangan merupakan masalah penting dan strategis bagi keberlangsungan hidup umat manusia. Kebutuhan manusia akan pangan adalah hal yang sangat mendasar. Sebab pangan adalah salah satu syarat utama penunjang kehidupan.

“Isu kemandirian pangan ini memang sudah ada sejak dahulu. Namun demikian kita jangan terjebak bahwa pangan itu hanya beras. Kita harus bisa merubah mindset jika pangan bukan hanya urusan beras saja. Tetapi banyak sekali mulai dari contohnya pisang, singkong dan lain sebagainya,” katanya.

Menurut Wabup Timbul, selama ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo selalu menyuguhkan hidangan seperti pisang, kentang, kacang dan sejenisnya dalam setiap kegiatan. Hal ini bertujuan supaya nantinya menjadi terbiasa.

“Beras memang salah satu bagian dari kemandirian pangan. Namun ketersediaan pangan jangan sampai kita hanya memikirkan beras dan kemudian tidak makan. Padahal banyak yang bisa kita makan selain beras. Kalau ini bisa dilakukan, maka kita nantinya dianggap mampu mandiri pangan,” jelasnya.

Wabup Timbul menegaskan peresmian infrastruktur kemandirian pangan ini dilakukan untuk mewujudkan ketahanan pangan di Kabupaten Probolinggo dalam rangka mendistribusikan pangan agar betul-betul bisa terdistribusi dengan baik. “Memang di daerah-daerah itu diharapkan bisa memproduksi pangan dan menangani tentang krisis pangan,” terangnya.

Sehubungan dengan semakin berkurangnya lahan pertanian, Wabup Timbul menerangkan hal tersebut menjadi PR bersama agar tidak terjadi krisis pangan. Bagaimana lahan yang biasanya panen 1 hingga 2 kali dalam setahun bisa menjadi 3 kali panen.

“Selain itu dengan memaksimalkan diversifikasi pangan. Ketersediaan pangan itu tidak hanya berfokus kepada beras saja, tetapi banyak sekali seperti pisang, ketela dan lain sebagainya. Ini yang harus betul-betul disampaikan kepada masyarakat bahwa pangan tidak harus beras. Harapannya keberadaan gapoktan ini betul-betul bisa maju dan bisa memenuhi harapan masyarakat,” pungkasnya. (wan)