Reporter : Hendra Trisianto
KRAKSAAN – Semangat perjuangan para kiai dan para santri melalui resolusi jihad dan melahirkan peristiwa heroik tanggal 10 Nopember 1945, yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan agar menjadi muhasabah bagi seluruh warga Nahdlatul Ulama.
Hal ini disampaikan Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo dan Kota Kraksaan Drs H Hasan Aminuddin M.Si yang juga Wakil Ketua Komisi IV DPR RI selepas memimpin upacara sipil dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2020 di halaman Pondok Pesantren Hati Dusun Toroyan Desa Rangkang Kecamatan Kraksaan, Kamis (22/10/2020) pagi.
Hasan Aminuddin mengatakan peringatan Hari Santri Nasional (HSN) setiap 22 Oktober adalah untuk mengingatkan kepada kita semua agar senantiasa tetap berperilaku sebagaimana seorang santri dalam kehidupan sehari-hari. Dimana seorang santri akan selalu merefleksikan akhlakul karimah.
“Oleh karenanya kepada para ulama NU yang diberi amanah mengasuh pondok pesantren untuk lebih meningkatkan kualitas pondok pesantrennya agar menjadi pilihan terbaik masyarakat untuk mendidik putra-putrinya. Karena pesantren adalah tempat melahirkan anak-anak sholeh dan sholehah, ilmunya manfaat dan barokah,” ungkap Hasan Aminuddin.
Dalam kesempatan tersebut Hasan Aminuddin juga mengimbau masyarakat NU di seluruh pelosok tanah air, selain memperingati HSN agar juga memperingati kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW dengan ikhlas dan sakral seperti yang dilakukan para pendahulu sebelumnya.
“Mari kita hidupkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini sampai keseluruh pelosok daerah, karena Rabiul Awal saat ini diikuti dengan ujian pandemi COVID-19, maka tetap kita harus mampu menunjukkan contoh di tengah-tengah masyarakat dengan menerapkan protokol kesehatan,” tegasnya.
Lebih lanjut suami Bupati Probolinggo Hj P Tantriana Sari, SE ini mengemukakan bahwa pihaknya selama ini istiqomah mengumpulkan seribu orang untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Bin Aminuddin. Kali ini pun, kata Hasan Aminuddin, akan tetap melaksanakan kegiatan tersebut.
“Tujuannya adalah untuk mengingat kembali amaliah para pendahulu kita di malam yang sakral tersebut dengan menghidupkan dan memakmurkan musholla dan masjid melalui bacaan surat Yaasin, tahlil dan ditutup dengan tiba’iyah,” ungkap pengasuh Pondok Pesantren HATI ini.
“Atas nama pribadi saya mengundang seluruh warga masyarakat Desa Rangkang dan sekitarnya pada malam 12 Rabiul Awal, tempatnya saya sebar di seluruh musholla yang ada di setiap RT di Desa Rangkang dan tetangga desa. Hal ini untuk menghindari resiko penularan COVID-19 melalui kerumunan masyarakat yang besar,” tandasnya. (dra)