Reporter : Hendra Trisianto
KRAKSAAN – Tim Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waluyo Jati Kraksaan mulai Selasa (12/5/2020) besok dipastikan akan berjibaku dan bekerja lebih keras dari pada hari-hari biasanya.
Pasalnya salah satu rumah sakit Pemerintah Kabupaten Probolinggo itu kini telah memiliki alat pendeteksi virus Corona dan sekaligus telah resmi ditetapkan sebagai lokasi TCM (Tes Cepat Molekuler) dengan metode real time PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk warga masyarakat Kabupaten Probolinggo.
Dengan begitu Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo sudah bisa melakukan diagnosa secara mandiri dan lebih masif terhadap spesimen sampel swab yang mengarah kepada COVID-19. Dimana sebelumnya harus selalu dikirimkan ke laboratorium rujukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Surabaya dengan waktu tunggu yang relatif cukup lama.
“Ikhtiar ini merupakan tindak lanjut menyusuli langkah kami dalam memutus rantai penularan COVID-19 melalui rapid test masal kepada para peserta karantina di 24 kecamatan, pejabat di lingkungan Pemkab Probolinggo serta para jurnalis dan petugas lapangan. Dimana hasil reaktifnya cukup signifikan dan memerlukan tes swab sebagai tindak lanjut,” ungkap Bupati Probolinggo Hj P Tantriana Sari SE saat merilis RSUD Waluyo Jati Kraksaan sebagai lokasi TCM RT-PCR, Minggu (10/5/2020) siang.
Mengingat beban dan keterbatasan laboratorium rujukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur saat ini, kata Bupati Tantri, maka alat diagnosa virus korona ini diharapkan akan sangat membantu tim medis dalam penanganan yang lebih cepat dan tepat terhadap kasus-kasus kesehatan yang mengarah kepada gejala COVID-19.
“Dibutuhkan managerial yang baik untuk pemakaian alat TCM ini, media cartridge nya saat ini cukup langka karena dibutuhkan oleh seluruh daerah di Indonesia. Oleh sebab itu diagnosis prioritas pertama saat ini adalah untuk PDP, ODP serta orang-orang dengan hasil rapid tes reaktif,” tegas Bupati Tantri.
Sementara itu terpisah Direktur RSUD Waluyo Jati Kraksaan dr. Mansur mengatakan bahwa modifikasi alat medis yang sebelumnya berfungsi untuk mendiagnosa kuman tubercolosa dan kini menjadi alat TCM RT-PCR itu memang sesuai dengan arahan dan kebijakan pemerintah pusat dan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 nasional.
“Dengan adanya tambahan cartridge khusus pada alat ini maka fungsinya akan sama yakni untuk mengenali RNA (ribonucleic acid) Virus melalui spesimen sampel swab. Dan keshahihan alat ini sudah mencapai 90%, jauh melebihi metode antigen dan rapid anti body,” jelas dr Mansur.
Lebih lanjut dr Mansur menjelaskan bahwa pihaknya juga telah menghitung kapasitas kerja alat dengan empat unit cartridge penampung spesimen sampel swab tersebut. Sekali running alat ini membutuhkan waktu normal antara 1 – 1,5 jam sampai selesai pengecekan, maka kapasitas normalnya dalam satu hari mampu mendiagnosa sebanyak 36 sampel per harinya.
“Dalam situasi ini kita berharap cartridge yang dibutuhkan bisa sustainable ada terus kedepannya, karena fungsi alat RT-PCR ini sangatlah penting yakni untuk mendiagnosa secara tepat serta untuk mengetahui seorang pasien positif COVID-19 itu sembuh atau tidak,” tandasnya. (dra)