Reporter : Syamsul Akbar
SUMBERASIH – Sedikitnya 35 orang dari unsur pengurus dan pengelola koperasi di Kabupaten Probolinggo mengikuti workshop internalisasi koperasi dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo di RM New Rahayu Desa Banjarsari Kecamatan Sumberasih, Senin (28/10/2019).
Dalam kegiatan yang dibuka oleh Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto didampingi Kepala Bidang Kelembagaan Koperasi Siti Khoiriyah ini, puluhan pengurus dan pengelola koperasi mendapatkan materi tentang internalisasi koperasi dari Ketua Dekopinda Kabupaten Probolinggo Joko Rohani Sanjaya.
Kasi Organisasi dan Tata Laksana Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo Mochamad Iqbal Mahardiyani mengungkapkan kegiatan ini bertujuan untuk membangun good cooperatif governance serta membangun kelembagaan organisasi koperasi yang kuat sebagaimana jati diri dan peraturan perundang-undangan tentang koperasi.
“Melalui kegiatan ini diharapkan para pengurus dan pengelola koperasi mampu mewujudkan good cooperatif governance serta meningkatkan kualitas tata kelola organisasi koperasi,” harapnya.
Sementara Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto mengatakan sebagaimana tema Hari Koperasi Nasional ke-72 tahun 2019 “Reformasi Total Koperasi di Era Revolusi Industri 4.0”, koperasi harus menyesuaikan diri dengan perkembangan regulasi dan teknologi yang semakin pesat di era revolusi industri 4.0 serta menjadi kekinian dan menarik bagi generasi milenial.
“Mendengar kata re-branding yang tersirat dalam benak kita, hal ini merupakan langkah untuk menuju perubahan besar. Re-branding koperasi disini, untuk membangun mindset koperasi kekinian bagi generasi milenial merubah sistem tata kelola melalui reformasi total terhadap kepranataan koperasi yang sudah berjalan selama ini,” katanya.
Menurut Anung, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Probolinggo pada tahun 2019 ini mulai mencanangkan program re-branding koperasi dengan konsep membangun mindset koperasi bagi generasi milenial melalui kurikulum kewirausahaan berbasis koperasi pada perguruan tinggi.
“Selain itu, membangun jati diri koperasi sejak dini melalui program-program edukasi literasi koperasi serta mengembangkan koperasi digital, start up koperasi, komunitas koperasi dan wisata koperasi,” jelasnya.
Anung menerangkan, yang diharapkan melalui program re-branding koperasi ini dapat merubah cara pandang atau minsdet terhadap koperasi sebagai suatu usaha bersama dalam wadah koperasi yang dapat bergerak disemua sektor usaha dengan berlandaskan atas azaz kekeluargaan dan gotong royong serta dapat merangkul generasi milenial untuk dapat berpartisipasi aktif dalam berkoperasi.
“Untuk mewujudkan re-branding koperasi tersebut, aspek tata laksana koperasi harus benar-benar menjadi pijakan bagi kita dalam mewujudkan koperasi kekinian bagi generasi. Bagaimana tata laksana organisasi koperasi yang sesungguhnya agar koperasi dapat melaksanakan pembaharuan dan mewujudkan korporasi koperasi di era kekinian dengan tetap berpegangan teguh pada jatidiri koperasi,” pungkasnya. (wan)