Reporter : Syamsul Akbar
KRAKSAAN – Dalam rangka memperingati Nuzulul Qur’an, Pengurus Cabang Jami’yyatul Qurra wal-Huffadz (JQH) NU Kota Kraksaan bersama dengan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Kabupaten Probolinggo dan Takmir Masjid Agung Ar-Raudlah Kota Kraksaan menggelar Khotmil Qur’an Bil Ghaib, Rabu (28/4/2021) malam hingga Kamis (29/4/2021) dini hari.
Khotmil Qur’an Bil Ghaib yang diikuti oleh para hafidz dan hafidzah yang pernah meraih prestasi di tingkat lokal, regional, nasional hingga internasional ini diawali di Masjid Agung Ar-Raudlah Kota Kraksaan, Rabu (28/4/2021) malam.
Kegiatan ini dihadiri oleh Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo dan Kota Kraksaan yang juga Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si, Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo Andi Suryanto Wibowo, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Probolinggo H Akhmad Sruji Bakhtiar, Ketua Umum MUI Kabupaten Probolinggo KH Munir Kholili, Rais Syuriyah PCNU Kota Kraksaan KH Wasik Hannan, Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Kraksaan KH Syihabuddin Sholeh serta sejumlah tokoh agama di Kota Kraksaan.
Khotmil Qur’an Bil Ghaib ini dimulai pada pukul 22.00 WIB hingga pukul 01.00 WIB untuk kemudian dilanjutkan dengan sahur bersama. Kegiatan ini akan dipusatkan di 5 (lima) masjid yang ada di wilayah Kecamatan Kraksaan.
Yakni, Masjid Agung Ar-Raudlah Kota Kraksaan, Masjid Bin Aminuddin Pondok Pesantren HATI Desa Rangkang Kecamatan Kraksaan, Masjid Al Mustofa Desa Kalibuntu, Masjid An Nur Kelurahan Patokan dan Masjid Nurul Latif Kelurahan Sidomukti.
Ketua panitia Ustad M. Syafi’i Zein mengungkapkan kegiatan Khotmil Qur’an Bil Ghaib ini dilaksanakan oleh 3 (tiga) institusi meliputi JQH, LPTQ dan Takmir Masjid Agung Ar-Raudlah. Ketiga institusi ini mempunyai visi yang sama dalam mengembangkan Al Qur’an.
“Ketiganya bertekad bersama-sama bagaimana Kabupaten Probolinggo mampu mencetak generasi Qur’ani, pemandu Al Qur’an, hafal Al Qur’an dan mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tentu ini visi dan tujuan yang berat, tetapi apabila dilakukan bersama-sama maka tidak akan lama lagi mampu menelurkan generasi Qur’ani,” ungkapnya.
Menurut Syafi’I Zein, kegiatan ini akan dilanjutkan oleh LPTQ pada keesokan harinya dengan mengadakan khataman Al Qur’an di 399 majelis. Terdiri dari 330 desa/kelurahan, 24 kantor kecamatan, 38 OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan 7 Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah).
“Mudah-mudahan ini adalah awal yang baik untuk nantinya bisa berkiprah di even nasional maupun internasional. Kita berharap kebangkitan Al Qur’an di Kabupaten Probolinggo dengan 3 institusi akan dikabulkan oleh Allah SWT,” harapnya.
Sementara Mustasyar PCNU Kabupaten Probolinggo dan Kota Kraksaan Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si mengharapkan agar semua masjid yang ada di desa-desa di Kabupaten Probolinggo juga melaksanakan kegiatan yang sama dengan melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an.
“Apa yang saya sampaikan kepada generasi muda agar para hafidz dan hafidzah untuk mendirikan pondok pesantren khusus, karena pondok pesantren pada umumnya khawatir terlena dengan keilmuan yang ada. Alhamdulillah pondok pesantren yang mengajarkan Al Qur’an banyak melahirkan hafidz dan hafidzah,” katanya.
Oleh karena itulah Hasan Aminuddin meminta agar pondok pesantren yang sudah mampu menelurkan hafidz dan hafidzah untuk didistribusikan di 330 desa/kelurahan supaya lahir generasi muda untuk menerangi bumi Kabupaten Probolinggo.
“Manfaatkan alat komunikasi berupa handphone untuk selalu dekat dan selalu membaca Al Qur’an setiap detik maupun setiap menit. Semoga kita dijauhkan dari segala musibah dengan selalu membaca Al Qur’an,” jelasnya.
Lebih lanjut Hasan Aminuddin menginginkan bagaimana para hafidz dan hafidzah ini dikuatkan ekonominya. Karena untuk sumber ekonominya, pihaknya akan berupaya memberikan jalan bagi para hafidz dan hafidzah.
“Jika memang mau, para hafidz dan hafidzah ini saya tantang agar bisa memberdayakan ekonominya dengan memanfaatkan potensi yang ada di daerahnya. Saya akan mencoba membantu melalui program-program yang ada di kementerian. Penguatan ekonomi ini penting karena orang di luar Islam akan membenturkan pada kebutuhan ekonomi,” pungkasnya. (wan)