Friday, March 29, 2024
Depan > Informasi Layak Anak > Peringati HKN, Dinkes Gelar Workshop Peningkatan Kapasitas Petugas

Peringati HKN, Dinkes Gelar Workshop Peningkatan Kapasitas Petugas

Reporter : Syamsul Akbar
KRAKSAAN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo menggelar workshop peningkatan kapasitas petugas dalam pelayanan pemantauan tumbuh kembang anak di Kabupaten Probolinggo, Sabtu (2/11/2019) di Auditorium Madakaripura Kantor Bupati Probolinggo.

Workshop peningkatan kapasitas petugas ini dilaksanakan untuk memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-55 dengan tema “Generasi Sehat, Indonesia Unggul”. Kegiatan ini diikuti oleh 330 orang peserta dari 33 puskesmas, 2 rumah sakit pemerintah dan 4 rumah sakit swasta serta 1 klinik di Kabupaten Probolinggo. Terdiri dari 39 orang dokter, 251 orang bidan dan 40 orang perawat.

Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Direktur RSU Wonolangan Dringu dr Mariani Indahri mewakili Ketua Panitia HKN ke-55 Kabupaten Probolinggo yang juga Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Anang Budi Yoelijanto.

Selama kegiatan, para peserta mendapatkan materi dari beberapa narasumber dengan dipandu moderator dr. Vonny Mariani. Yakni, perhatian khusus pada bayi prematur sebagai generasi masa depan oleh dr, M.Reza,Sp.A(K), pendekatan diagnose stunting dan perawakan pendek oleh dr. Catur Rangga,Sp.A serta stunting dan pengaruhnya pada pertumbuhan dan perkembangan anak oleh Dr. Irwanto, dr.Sp.A (K). Sekaligus penyampaikan materi workshop pertumbuhan dan perkembangan anak oleh Tim RSU dr Soetomo Surabaya.

Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Kabupaten Probolinggo Sutilah mengungkapkan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan petugas memantau pertumbuhan dan perkembangan anak balita.

“Dengan kegiatan ini petugas kesehatan mampu melakukan deteksi dini tumbuh kembang pada balita, melakukan stimulasi pada anak, intervensi tumuh kembang balita serta melakukan rujukan ke rumah sakit pada yang mengalami penyimpangan tumbuh kembang,” ungkapnya.

Menurut Sutilah, stimulasi yang tepat akan merangsang otak balita sehingga perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita berlangsung optimal sesuai dengan umur anak. Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang perlu dilakukan untuk dapat mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk menindaklanjuti setiap keluhan orang tua terhadap masalah tumbuh kembang anaknya.

“Apabila ditemukan ada penyimpangan, maka dilakukan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita sebagai tindakan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak anak agar tumbuhkembangnya kembali normal atau penyimpangannya tidak semakin berat. Apabila balita perlu dirujuk, maka rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan indikasi,” tegasnya.

Sementara dr Mariani Indahri mengatakan pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan kesehatan. Yakni, untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

“Salah satu upayanya adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas terutama dalam pemantauan tumbuh kembang anak dalam mewujudkan Generasi yang Sehat Indonesia Unggul sesuai dengan tema Hari Kesehatan Nasional ke-55 tahun 2019,” katanya.

Menurut Mariani, masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Tahun-tahun pertama kehidupan, terutama periode sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun merupakan periode yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Periode ini merupakan kesempatan emas sekaligus masa-masa yang rentan terhadap pengaruh negatif.

“Nutrisi yang baik dan cukup, status kesehatan yang baik, pengasuhan yang benar dan stimulasi yang tepat pada periode ini akan membantu anak untuk tumbuh sehat dan mampu mencapai kemampuan optimalnya sehingga dapat berkontribusi lebih baik dalam masyarakat. Tumbuhkembangnya kembali normal atau penyimpangannya tidak semakin berat apabila balita perlu dirujuk, maka rujukan juga harus dilakukan sedini mungkin sesuai dengan indikasi,” jelasnya.

Di Hari Kesehatan Nasional ini, Mariani mengajak bersama-sama saling meningkatkan pelayanan yang lebih optimal dalam pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak di Kabupaten Probolinggo sehingga anak yang stunting di Kabupaten Probolinggo bisa dicegah dan ditangani dan bisa mengikuti pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan umur.

“Data stunting di Kabupaten Probolinggo menurut Rikesdas tahun 2013 sebesar 49,4% dan tahun 2018 sebesar 39,9%. Hal ini sudah menunjukkan penurunan yang signifikan, tetapi kita harus tetap melakukan kegiatan-kegiatan yang lebih intesif,” terangnya.

Mariani menambahkan, upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak yang salah satunya ibu tetap memberikan ASI meskipun bekerja yaitu dengan slogan “Ibu Bekerja ASI Jalan Terus”. Tentunya hal ini harus di dukung adanya ruang memerah ASI di kantor-kantor pemerintah maupun perusahaan.

“Untuk itu saya sangat berharap dukungan dari semua tenaga kesehatan seperti dokter, bidan dan perawat untuk ikut berkontribusi dalam menyelamatkan dan menyehatkan putra putri Kabupaten Probolinggo , agar di masa yang akan datang menjadi anak yang berkualitas serta berbakti pada orang tua, bangsa dan Negara sehingga akan terwujud sumber daya manusia yang unggul,” pungkasnya. (wan)