Reporter : Syamsul Akbar
LECES – Sebanyak 16 orang pengurus Muslimat NU Kabupaten Probolinggo mendapatkan pelatihan pengolahan bahan pangan potensi lokal dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Probolinggo di ruang pertemuan Kantor PCNU Kabupaten Probolinggo di Desa Warujinggo Kecamatan Leces.
Kegiatan pembinaan dan peningkatan ketrampilan berbasis sumberdaya masyarakat dari Dana Bagi Hasil Pajak Rokok ini dibuka secara resmi oleh Kepala Disnaker Kabupaten Probolinggo Hudan Syarifuddin didampingi Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Probolinggo Hj. Nurayati, Kepala Bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas Disnaker Kabupaten Probolinggo Herman Hidayat dan instruktur Ica Yulivianti, Jum’at (6/3/2020) pagi.
Menu pelatihan yang diberikan meliputi aneka sambal terdiri dari sambal bawang, sambal bajak, sambal teri dan sambal ebi teri dan aneka olahan jagung terdiri dari kue kering emping jagung, kue kering emping jagung coklat, keripik jagung keju dan keripik jagung pedas.
Selain itu aneka nasi terdiri dari nasi uduk komplit, nasi kuning komplit, nasi bakar merah dan nasi bakar isi jamur tiram, aneka minuman terdiri dari es susu jelly cappuccino dan es tropis serta aneka olahan coklat terdiri dari coklat praline simple.
Kepala Bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas Disnaker Kabupaten Probolinggo Herman Hidayat mengungkapkan persoalan yang dihadapi di Kabupaten Probolinggo ini yang cukup mendasar adalah rendahnya sumber daya manusia.
“Kami dari Dinas Tenaga Kerja memiliki fungsi salah satunya adalah memberikan pelatihan kepada masyarakat Kabupaten Probolinggo melalui vokasi. Vokasi ini adalah sebuah pelatihan yang mengantarkan masyarakat untuk memiliki keterampilan yang berbasis kompetensi maupun sumber daya alam yang ada di Kabupaten Probolinggo,” ungkapnya.
Dengan adanya pelatihan vokasi ini Herman mengharapkan ada peningkatan sumber daya manusia dan kualitas sumber daya manusia Kabupaten Probolinggo. Hal ini merupakan salah satu bagian dari Dinas Tenaga Kerja untuk berkontribusi dalam rangka memperbaiki kualitas sumber daya manusia.
“Mudah-mudahan dengan pelatihan ini nantinya para pengurus Muslimat NU memiliki sumber daya manusia yang produktif dan bisa memberikan karya baik bagi keluarga maupun masyarakat. Sehingga ada perubahan kemajuan dari segi ekonomi masyarakat,” tegasnya.
Sementara Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Probolinggo Hj. Nurayati meminta kepada seluruh pengurus Muslimat NU untuk mengikuti pelatihan ini dengan sebaik-baiknya. Begitu selesai mempunyai tugas untuk mensosialisasikan hasil pelatihan kepada pengurus yang lain di lingkungannya masing-masing.
“Yang paling utama dari pelatihan ini adalah ilmu yang kita peroleh. Karena Allah SWT akan mengangkat derajat seseorang karena ilmunya dan bukan karena sesuatu yang lain. Selembar kertas ini hanya sebagai bukti bahwa sudah mengikuti pelatihan pengolahan bahan pangan potensi lokal. Mohon komitmen semua peserta agar pelatihan ini berjalan dengan lancar dan ilmunya bermanfaat bagi orang lain,” ujarnya.
Sedangkan Kepala Disnaker Kabupaten Probolinggo Hudan Syarifuddin mengatakan pelatihan pengolahan bahan pangan potensi lokal ini merupakan keunggulan Kabupaten Probolinggo. Di mana wisata di Kabupaten Probolinggo sekarang sudah mulai banyak.
“Seperti Gili Ketapang yang selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat. Apalagi Gunung Bromo yang bertaraf internasional. Apabila mereka mau pulang tentu akan membawa oleh-oleh. Kita ingin memberikan sebuah oleh-oleh apa yang terbaik untuk mereka. Sebab mereka bawa uang untuk membeli produk-produk yang kita hasilkan,” katanya.
Oleh karena itu Hudan meminta kepada seluruh pengurus Muslimat NU untuk mengikuti pelatihan tersebut dengan sungguh-sungguh. Nanti jika sudah menghasilkan produk akan diberikan pelatihan lanjutan dengan berkunjung ke Rumah Kemasan Kabupaten Probolinggo.
“Silahkan diakhir pelatihan nanti ibu-ibu bisa main-main ke Rumah Kemasan Kabupaten Probolinggo. Disana bisa belajar bagaimana cara pengemasan yang bagus dan diminati oleh masyarakat,” jelasnya.
Hudan mengharapkan nantinya para pengurus Muslimat NU ini bisa membuat olahan yang milenial dan sesuai dengan selera anak muda sekarang. Buatlah satu produk milenial dengan diimbangi dengan beberapa kreasi. Kalau ini bisa terwujud, maka wisatawan akan banyak pilihan.
“Semoga setelah pelatihan ini ada bukti nyata berupa produk. Namun perlu diingat, setiap produk itu tentu ada rahasianya. Seperti penggunaan air dalam pembuatan makanan tidak boleh sembarangan. Mudah-mudahan pelatihan ini bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya,” harapnya. (wan)