Friday, March 29, 2024
Depan > Kesehatan > Pemkab Gelar Bimtek Petugas Fogging

Pemkab Gelar Bimtek Petugas Fogging

Reporter : Hendra Trisianto
KRAKSAAN – Sebagai upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular DBD di Kabupaten Probolinggo, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar bimbingan teknis (bimtek) petugas fogging, Kamis (24/10/2019).

Kegiatan ini diikuti oleh 11 pengelola program DBD Puskesmas dan 21 Petugas Fogging yang memiliki alat fogging di Kabupaten Probolinggo. Selama kegiatan mereka mendapatkan pemaparan materi tentang perilaku nyamuk dan perawatan alat fogging serta praktek langsung perawatan alat fogging dan praktek langsung cara penyemprotan fogging fokus di masyarakat.

Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Anang Budi Yoelijanto melalui Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr. Dewi Veronica mengungkapkan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan petugas fogging tentang perilaku nyamuk. Serta meningkatkan pengetahuan petugas fogging dalam pelaksanaan fogging dan cara perawatan alat fogging.

“Menjadi seorang petugas fogging harusnya mengetahui dan memahami hal-hal tentang cara penyemprotan dan bagaimana harus melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga pelaksanaan fogging di masyarakat tepat sasaran dan tegat guna,” katanya.

Menurut Dewi, Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Jumlah kasus yang dilaporkan cenderung meningkat dan daerah penyebarannya bertambah luas.

“Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga dan berkurangnya usia harapan penduduk. Dampak ekonomi langsung pada penderita DBD adalah biaya pengobatan. Sedangkan dampak ekonomi tidak langsung adalah kehilangan waktu kerja, waktu sekolah dan biaya lain yang dikeluarkan selain untuk pengobatan seperti transportasi dan akomodasi selama perawatan penderita,” ujarnya.

Dewi menerangkan, penyakit DBD sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah pasien serta semakin luas penyebarannya. Hal ini karena masih tersebarnya nyamuk Aedes Aegypti (penular penyakit DBD) di seluruh pelosok tanah air, kecuali pada daerah dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.

“Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) terutama menyerang anak-anak, namun dalam beberapa tahun terakhir cenderung semakin banyak dilaporkan kasus DBD pada orang dewasa. Penyakit ini ditandai dengan panas tinggi mendadak disertai kebocoran plasma dan pendarahan, dapat mengakibatkan kematian serta menimbulkan wabah,” jelasnya.

Lebih lanjut dewi menjelaskan metode pengendalian vektor DBD dan Chikungunya bersifat spesifik lokal dengan mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan fisik (cuaca/iklim), pemukiman, tempat perkembangbiakan, lingkungan sosial budaya (pengetahuan, sikap dan perilaku) dan aspek vektor (perilaku dan status kerentanan vektor). Pengendalian vektor dapat dilakukan secara fisik, biologi dan kimia ataupun dengan cara terpadu dari ketiga metode tersebut.

“Untuk memberantas penyakit ini diperlukan pembinaan peran serta masyarakat yang terus menerus dalam memberantas nyamuk penularnya dengan cara 3 M Plus. Meliputi, Menguras tempat penampungan air (TPA), Menutup TPA dan Mengubur/menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan, Plus cara lainnya dengan Menanam tanaman yang dapat mengusir nyamuk disekitar rumah/bangunan, memelihara ikan pemakan jentik pada tempat penampungan air yang sulit dikuras dan memasang ovitrap/laritrap/penangkap nyamuk di dalam maupun di luar rumah/bangunan. Cara pencegahan tersebut juga dikenal dengan istilah PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk),” terangnya.

Dewi menambahkan upaya memotivasi masyarakat untuk melaksanakan 3M Plus secara terus menerus telah dan akan dilakukan pemerintah melalui kerja sama lintas program dan lintas sektoral termasuk tokoh masyarakat dan swasta. Namun demikian penyakit ini masih terus endemis dan angka kesakitan cenderung meningkat di berbagai daerah. Oleh karena itu upaya untuk membatasi angka kematian penyakit ini sangat penting.

“Fogging atau pengasapan merupakan salah satu cara efektif membunuh nyamuk pembawa virus dengue yang mengakibatkan penyakit DBD. Pengasapan ini dapat membuat nyamuk Aedes Aegypti yang bersarang di dalam rumah mati. Meski efektif, melakukan fogging tidak bisa sembarangan. Fogging harus dilakukan dan diawasi dengan tepat agar nyamuk menjadi sasaran benar-benar mati. Fogging digunakan untuk membunuh nyamuk dewasa, dalam upaya memutuskan penularan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk,” pungkasnya. (dra)