Reporter : Hendra Trisianto
KRAKSAAN – Program pelatihan berbasis kompetensi untuk dua kejuruan yang digelar oleh UPT Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Probolinggo resmi berakhir, Kamis (15/8/2019) siang. Pelatihan ini ditutup secara resmi oleh Kepala Disnaker Kabupaten Probolinggo Hudan Syarifuddin didampingi Kepala UPT BLK Disnaker Kabupaten Probolinggo Ali Imron.
Pelatihan berbasis kompetensi untuk dua kejuruan ini diikuti oleh 32 orang peserta yang terbagi dalam dua paket. Semua paket tersebut didanai dari APBN. Yakni, kejuruan Prosesing Hasil Pertanian (PHP) dan kejuruan tune up sepeda motor konvensional masing-masing selama 160 jam pelajaran atau 20 hari. Setiap kejuruan diikuti oleh 16 orang peserta sehingga total peserta mencapai 32 orang.
Kepala UPT BLK Disnaker Kabupaten Probolinggo Ali Imron mengungkapkan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan ketrampilan kepada masyarakat agar nantinya bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat, meningkatkan penghasilan serta mengurangi tingkat pengangguran.
“Melalui pelatihan berbasis kompetensi ini harapannya masyarakat yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi mampu menambah ketrampilan agar bisa bersaing di pasar kerja. Hal ini penting untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui ketrampilan yang sudah didapatkannya,” harapnya.
Sementara Kepala Disnaker Kabupaten Probolinggo Hudan Syarifuddin mengatakan pelatihan berbasis kompetensi ini dilakukan dalam rangka untuk menyiapkan tenaga kerja terlatih dan trampil.
“Ini merupakan sebuah pilihan yang harus disyukuri. Karena tidak semua masyarakat dipilih untuk mendapatkan pelatihan. Justru hal ini menjadi kesempatan emas karena yang dilatih akan mendapatkan ketrampilan untuk membuka usaha produktif demi mendapatkan penghasilan,” katanya.
Oleh karena itu Hudan meminta kepada seluruh peserta agar segera mengimplementasikan ketrampilan yang diperoleh selama mengikuti pelatihan. Untuk PHP bisa segera bekerja sama dengan pemilik catering yang ada di lingkungannya sehingga bisa dibentuk sebuah wadah catering bersama.
“Demikian pula dengan tune up sepeda motor konvensional bisa magang terlebih dahulu di bengkel terdekat. Kalau ilmunya sudah cukup maka bisa membuat bengkel sendiri. Usaha mandiri ini sangat diperlukan baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain di lingkungan tempat tinggalnya,” tegasnya.
Hudan menambahkan dengan berakhirnya pelatihan ini para peserta bisa semakin mengasah dan mengembangkan ketrampilan yang dimilikinya. Kalau tidak dipergunakan dengan baik, maka ketrampilan yang sudah didapat akan terbuang sia-sia.
“Segera carilah peluang untuk bisa masuk ke dunia kerja, baik dengan cara bergabung dengan usaha yang sudah ada maupun usaha mandiri. Harapannya dengan pelatihan ini, masyarakat bisa semakin terampil dan membuka usaha mandiri sehingga bisa memperoleh penghasilan demi meningkatkan kesejahteraan hidupnya,” pungkasnya. (dra)