Friday, March 29, 2024
Depan > Kemasyarakatan > Desain Proses Pembelajaran Kesetaraan Melalui Pendekatan Bertani

Desain Proses Pembelajaran Kesetaraan Melalui Pendekatan Bertani

Reporter : Syamsul Akbar
BESUK
– Saat ini di Kecamatan Besuk sedang didesain proses pembelajaran kesetaraan Paket B dan Paket C melalui pendekatan bertani. Upaya ini dirancang melalui kegiatan inovasi belajar kesetaraan bersinergi dengan PPL pertanian, kelompok tani bersama Camat Besuk Teguh Prihantoro.

Kegiatan ini diawali dengan langkah jajak pendapat dengan wawancara dan pengisian instrumen, survey lokasi lahan yang akan dibuat media belajar dan koordinasi dengan PPL pertanian melalui program Taruna Tani, Jum’at (11/1/2019).

“Hal ini dilakukan agar peserta didik lebih semangat belajar dan berwirausaha,” kata Penilik Diktara Kecamatan Besuk Massajo.

Gagasan dan ide pendekatan belajar kesetaraan dengan konten memanfaatkan potensi dan kearipan lokal dengan media pembelajaran berbasis pertanian muncul karena Massajo mendapati beberapa kesenjangan permasalahan.

“Salah satunya remaja pemuda sudah mulai enggan dan kurang respek terhadap dunia pertanian serta lebih berobsesi pada pekerjaan yang cepat untung, cepat sukses dan cepat kaya. Bertani dianggap tidak maju, kampungan, tidak keren dan kurang gaul bagi kaum millenial,” jelasnya.

Menurut Massajo, berdasarkan hasil telusur data ATS (Anak Tidak Sekolah) sebanyak 826 di Kecamatan Besuk, perlu menjadi perhatian dan mencari solusi agar mereka tetap belajar berpendidikan setara SMA. Potensi sumber daya alam bidang pertanian/persawahan, ladang dan pekarangan rumah di 17 desa di Kecamatan Besuk sangat produktif sebagai lahan pertanian dan kebun.

“Pada sisi lain anak tidak sekolah/putus sekolah sangat kecil kemungkinan bisa kembali bersekolah, maka alternatifnya harus dilayani melalui program pendidikan non formal/kesetaraan. Dari hasil tersebut kami merumuskan pendekatan belajar melalui pendekatan kearipan lokal dengan konten dan media belajarnya bidang pertanian,” terangnya.

Hasil diskusi dan jajak pendapat Penilik Diktara, Satuan PKBM bersama Tim PPL Pertanian, ketua poktan (kelompok tani) dan Camat Besuk Teguh Prihantoro, akhirnya ada rumusan bersama dan mengerucut fokus pada bidang pertanian sebagai media belajar dan pembinaan program kesetaraan di Kecamatan Besuk.

“Harapan dari survey lokasi dan rencana penyusunan rencana pembelajaran, sasaran peserta didik/warga belajar akan diseleksi dengan baik dan terprogram secara bertahap, berjenjang dan berkelanjutan,” pungkasnya.

Sementara Camat Besuk Teguh Prihantoro sangat antusias mendukung dan memberi arahan agar ide dan konsep inovasi program pembelajaran kesetaraan ini dapat disinergikan dengan program desa yang relevan agar bisa saling mendukung dan saling menguatkan, namun tentunya bagi desa yang mau.

“Hal ini sangat relevan dan sejalan dengan tuntutan kontektualisasi Kurikulum 2013 program kesetaraan Paket A, Paket B dan Paket C diantaranya bersifat teachable/mudah diajarkan, learnable/mudah dipelajari, measurable/mudah diukur capaiannya (kemanfaatannya) dan worth to learn/ bermakna (pendidikan karaker),” katanya.

Konten dan konsep belajar kesetaraan melalui bertani secara otomatis menerapkan prinsip pedagogik (seni mendidik)dan andragogik (belajar mandiri). (wan)