Saturday, April 20, 2024
Depan > Kemasyarakatan > Mustasyar PCNU Kota Kraksaan Kukuhkan Kepala MINU Kraksaan

Mustasyar PCNU Kota Kraksaan Kukuhkan Kepala MINU Kraksaan

Reporter : Syamsul Akbar
KRAKSAAN – Mustasyar PCNU Kota Kraksaan Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si mengukuhkan Kepala Pembina Guru Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Kraksaan Ustads Kholili untuk masa bhakti 2020-2024 di aula Bin Hasan Pondok Pesantren HATI di Dusun Toroyan Desa Rangkang Kecamatan Kraksaan, (22/7/2020) siang.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo Andi Suryanto Wibowo, Pj Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Kraksaan KH. Idrus Ali, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo Fathur Rozi, Kabag Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Probolinggo Didik Abdul Rohim, Ketua PC LP Ma’arif NU Kota Kraksaan Taufiq serta para guru MINU Kraksaan.

Pengukuhan ini dilaksanakan bersamaan dengan reses masa persidangan IV Juli-Agustus 2020 Hasan Aminuddin selaku Wakil Ketua Komisi IV DPR RI berupa silaturahim bersama dengan dewan guru MINU Kraksaan.

Dalam kesempatan tersebut Hasan Aminuddin selalu Ketua Komite MINU Kraksaan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kepala MINU Kraksaan periode sebelumnya dengan harapan apa yang telah dipersembahkan selama ini menjadi amal jariyahnya. “Kekurangan sudah pasti karena memang kodrat manusia. Sudah pasti ada kelebihan dan kekurangan,” katanya.

Kepada Kepala MINU Kraksaan yang baru Hasan menyampaikan ucapan selamat mengemban amanah baru dengan sebaik-baiknya. “Semua dewan guru harus membantu dan mendukung untuk manfaat MINU Kraksaan. Karena ini merupakan warisan dari sesepuh PCNU Kota Kraksaan,” jelasnya.

Hasan meminta kepada para guru MINU Kraksaan agar mempertahankan semangat dan keikhlasannya mengabdi di MINU Kraksaan. Hal ini penting karena globalisasi perkembangan zaman saat ini sekolah sudah menjamur hingga di desa-desa.

“Dahulu itu putra-putra kiai banyak sekolah disana. Hari ini sekolah sudah ada di desa-desa. Bahkan masing-masing pondok pesantren sudah ada lembaga sekolahnya. Guru harus berkomitmen bagaimana MINU Kraksaan ini menjadi sebuah pilihan,” terangnya.

Suami Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE ini menegaskan bahwa orang tua saat ini banyak memilih sekolah dari segi kualitas bukan dari kuantitas. Sebab saat ini sudah masuk ke zaman now bukan kolonial.

“Kalau zaman kolonial, siapa yang banyak muridnya itu dianggap sekolah maju. Tetapi hari ini orang tua memilih bukan karena banyak muridnya, tetapi kualitasnya. Minimal bagaimana anak-anak itu tidak sekolah di luar Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja), kecuali sekolah negeri. Sekali lagi bagaimana anak-anak NU ini tidak sekolah kemana-mana,” tegasnya.

Hasan meminta dewan guru agar terus mengikuti perkembangan zaman dengan membaca dan terus membaca. “Guru harus terus memperbarui pengetahuannya dan mengikuti perkembangan zaman agar supaya nantinya guru ini lebih pintar dan memberikan contoh kepada anak didiknya,” pungkasnya. (wan)