Reporter : Hendra Trisianto
KREJENGAN – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Probolinggo memberikan sosialisasi pemulasaraan jenazah COVID-19 di Base Camp Ridho Outbond Desa Krejengan Kecamatan Krejengan, Kamis (15/10/2020).
Kegiatan ini diikuti oleh 100 orang peserta yang terbagi ke dalam 2 (dua) sesi. Dimana sesi pertama diikuti oleh 60 orang peserta dari jajaran pengurus MUI Kabupaten Probolinggo dan sesi kedua diikuti oleh 40 orang peserta dari jajaran pengurus MUI Kecamatan di Kabupaten Probolinggo.
Selama kegiatan, para pengurus MUI ini mendapatkan materi dari narasumber untuk tiga sisi yang berbeda. Dari sisi agama oleh Ketua Komisi Fatwa MUI Kabupaten Probolinggo KH Muhammad Amin, sisi pengamanan oleh Wakapolres Probolinggo Kompol Agung Setyono serta sisi kesehatan oleh Humas RSUD Waluyo Jati Kraksaan Sugianto.
“MUI merupakan tempat berkumpulnya para alim ulama. Kalau kita sudah menjadi pengurus MUI maka harus sanggup melaksanakanan visi-misi para anbiya,” kata Ketua Umum MUI Kabupaten Probolinggo KH Munir Kholili.
Sementara Sekretaris MUI Kabupaten Probolinggo H. Yasin mengungkapkan kegiatan ini merupakan agenda dari MUI Kabupaten Probolinggo dalam rangka untuk membantu sosialisasi berkaitan dengan pemulasaraan jenazah COVID-19. Sebab bagaimanapun penanganan ini harus simultan antara pemerintah, aparat keamanan, tenaga kesehatan maupun tokoh-tokoh ulama.
“Sebab semua ini merupakan satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan sebagai upaya agar penanganan pemulasaraan jenazah COVID-19 ini bisa secara lebih baik dilakukan kepada masyarakat,” ungkapnya.
Menurut Yasin, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman sebagai upaya memahami dengan utuh dan tidak ada kesalahpahaman atau bahkan kontradiktif antara lembaga-lembaga yang ada, baik dari pihak kesehatan, keamanan maupun dari tokoh masyarakat termasuk para ulama.
“Melalui kegiatan ini harapannya kita bisa lebih baik lagi melayani masyarakat dan lebih baik lagi memberikan informasi kepada masyarakat sehingga masyarakat bisa menjadi tenang dan bisa melakukan kegiatan aktifitas semuanya tanpa ada salah sangka dan tanpa ada kesalahpahaman di masyarakat karena sudah bertemu semua stakeholder antara pemerintah, kepolisian, rumah sakit dan para ulama,” harapnya.
Jika terjadi sesuatu di masyarakat yang mungkin belum dipahami dan belum bisa dimengerti, Yasin menghimbau agar bisa merujuk kepada para alim ulama baik dari NU mulai dari MWC hingga ranting, MUI, Muhammadiyah dan Al Irsyad. Tokoh-tokoh ini bisa memberikan penjelasan kepada masyarakat sehingga tidak ada keputusan sendiri, dicerna sendiri kemudian dipahami sendiri.
‘Tentunya ini akan sangat berbahaya. Oleh karena itu, ketika ada yang masih belum dipahami silahkan ditanyakan dan dirujuk baik tentang kesehatan, keamanan atau fatwa berkaitan dengan pemulasaraan jenazah COVID-19. Apakah ini sudah benar secara syariat, itu bisa dirujuk kepada kiai-kiai dan ulama yang sudah mengikuti proses sosialisasi ini,” pungkasnya. (dra)