Reporter : Hendra Trisianto
KRAKSAAN – Masjid Agung Ar-Raudlah Kota Kraksaan mulai Jum’at (12/6/2020) dibuka kembali untuk kegiatan Sholat Jum’at. Karena salah satu syarat pelaksanaannya harus menerapkan jarak aman 1, 5 meter, praktis kapasitas jama’ah pun menjadi terbatas.
Jika awalnya masjid yang menjadi ikon Kota Kraksaan ini normalnya mampu menampung sebanyak 1.200 lebih jama’ah sholat, karena harus ada jarak antar jama’ah, maka kini diperkirakan hanya bisa menampung sekitar 600 jama’ah saja.
Sebelumnya Masjid Agung Ar-Raudlah telah mendapatkan ijin resmi dari Bupati Probolinggo selaku Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo dan memenuhi kriteria masjid aman COVID-19. Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan Sholat Jum’at ini takmir masjid bersinergi bersama sahabat Banser, GP Ansor dan Satgas Kecamatan Kraksaan.
Ketua Yayasan Masjid Agung Ar-Raudlah Kraksaan H. Muhammad Zubaidi menjelaskan, dibukanya kembali Masjid Agung Ar-Raudlah secara resmi ini sebelumnya juga harus telah mendapatkan surat ijin keterangan dari Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 wilayah Kecamatan Kraksaan serta surat rekomendasi.
Selain itu kata Zubaidi, juga harus dengan disertai pakta integritas bahwa Masjid Agung Ar-Raudlah benar-benar siap untuk melaksanakan kegiatan ibadah dengan penerapan protokol kesehatan. Hal ini merupakan pernyataan komitmen dari Takmir Masjid Agung Ar-Raudlah untuk turut berupaya mewujudkan masyarakat produktif dan aman COVID-19 di masa pandemi.
“Sebagai masjid percontohan dan sekaligus rujukan, kami menghimbau kepada masjid lainnya di Kabupaten Probolinggo agar selalu patuh kepada arahan pemerintah pusat dan daerah, disamping juga mengikuti arahan dari Dewan Masjid Indonesia, PBNU dan MUI, terkait pelaksanaan kegiatan ibadah di tengah pandemi COVID19 ini,” tandasnya.
Sementara itu Kompol Sujianto, Kapolsek Kraksaan mengemukakan, menurut pengamatannya pelaksanaan kegiatan ibadah Sholat Jum’at di Masjid Agung Ar-Raudlah kali ini berjalan dengan tertib, aman dan protokol-protokol kesehatan terlaksana dengan baik.
Hanya saja kata Sujianto butuh kesadaran dari masyarakat agar selalu membawa masker sendiri dari rumah, mengingat masker merupakan kebutuhan pribadi. Harapannya tentu agar tidak membebani takmir masjid dengan harus selalu menyediakan sejumlah masker pada setiap pelaksanaan ibadah Sholat Jum’at.
“Kami berharap hal ini diikuti oleh masjid-masjid lainnya, yakni ada persiapan yang cukup dari takmir terkait penerapan protokol kesehatan pada saat pelaksanaan kegiatan ibadah. Terutama masyarakat yang ingin sholat di masjid harus sadar diri dengan melengkapi dirinya dengan alat perlindungan diri,” pungkasnya. (dra)