Reporter : Syamsul Akbar
KRAKSAAN – Pengurus Cabang (PC) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kabupaten Probolinggo menggelar konferensi cabang (konfercab) di ruang pertemuan Tengger Kantor Bupati Probolinggo, Sabtu (11/3/2023).
Dalam konfercab tersebut, Apt Rokayah kembai dipercaya untuk memimpin PC IAI Kabupaten Probolinggo masa bakti 2023-2027. Serta terpilih Ketua Dewan Penasehat PC IAI Kabupaten Probolinggo Hajar Setyo Palupi.
Usai konfercab, PC IAI Kabupaten Probolinggo langsung menggelar seminar dengan tema “Apoteker Entrepreneur (Pharma Preneur)”. Seminar dan konfercab ini dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo dr Shodiq Tjahjono, perwakilan PD IAI Provinsi Jawa Timur dr Abdul Rahem.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh anggota IAI Kabupaten Probolinggo baik secara offline maupun online. Selama kegiatan mereka mendapatkan materi membuat apotek semudah membuka toko kelontong oleh Apt Arief Sidharta Buana dan mempertahankan keberlangsungan apotek oleh Apt Andy Eko Wibowo.
Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr Shodiq Tjahjono mengucapkan selamat melaksanakan kepada PC IAI Kabupaten Probolinggo yang telah menggelar seminar dan konfercab hingga akhirnya terpilih ketua untuk masa bakti 2023-2027.
“Saya mengharapkan peran apoteker di Kabupaten Probolinggo agar lebih meluas dalam masyarakat serta ke depan bisa lebih mengawal pekerjaan kefarmasian dengan lebih baik,” katanya.
Sementara Ketua PC IAI Kabupaten Probolinggo Apt Rokayah menyampaikan terima kasih atas amanah yang diberikan oleh para apoteker di Kabupaten Probolinggo untuk masa bakti 2023-2027.
“Semoga ke depan bisa membawa teman-teman apoteker Kabupaten Probolinggo ke praktik kefarmasian yang lebih baik lagi, lebih dikenal oleh masyarakat dan berguna bagi masyarakat banyak,” ujarnya.
Terkait dengan seminar, Rokayah menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan kompetensi tentang pharmapreneur dan menumbuhkan semangat entrepreneurship di kalangan farmasis. “Selain itu mampu mengetahui sekaligus memahami tips and tricks menjadi pharmapreneur,” jelasnya.
Menurut Rokayah, virus baru yang bernama “Pharma Preneur” adalah jenis virus di dunia bisnis farmasi. Sebenarnya Virus Pharma Preneur ini lebih merupakan sebuah ilmu dan tips untuk menjadi seorang entrepreneur di bidang farmasi yaitu Apotek.
“Virus Pharma Preneur harus dikembangkan dalam diri, mulai dari persiapan diri seorang apoteker untuk menjadi seorang entrepreneur dalam bidang farmasi sampai bagaimana mereka mengelola supaya apoteknya bisa berkembang dalam persaingan dunia bisnis apotek,” terangnya.
Rokayah menegaskan Pharmapreneur sendiri masih sangat sedikit, dikarenakan mindset dari para ahli farmasi yang cenderung berpikir pekerjaan mereka hanyalah di belakang layar, belum sadar bahwa bisnis kefarmasian memiliki peluang yang sangat besar.
“Dengan dasar ilmu yang ahli dibidang obat-obatan, seharusnya para apoteker mampu menjalankan bisnis kefarmasian sekalian menerapkan dan menjalankan praktek asuhan kefarmasiannya,” pungkasnya. (wan)