Saturday, September 30, 2023
Depan > Informasi Layak Anak > Fakultas Kedokteran Unair-Puskesmas Pajarakan Berikan Penyuluhan Stunting

Fakultas Kedokteran Unair-Puskesmas Pajarakan Berikan Penyuluhan Stunting

Reporter : Hendra Trisianto
PAJARAKAN – Sebagai upaya mencegah stunting, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya bekerja sama dengan Puskesmas Pajarakan melakukan pengabdian masyarakat dengan tema ”Anakku Sehat, Anakku Cerdas, Program Edukasi dan Deteksi Dini Stunting” di Balai Desa Selogudig Kulon Kecamatan Pajarakan, Selasa hingga Rabu (8-9/9/2020).

Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Unair yang dipimpin oleh Dr Gadis Meinar Sari, dr., MKes ini melibatkan 11 orang terdiri dari 5 orang dokter intensif dan 6 orang pengabdian masyarakat.

Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Puskesmas Pajarakan dr. Syaiful Bahri ini diikuti oleh 50 orang yang dibagi dalam 2 (dua) gelombang yang masing-masing diikuti oleh 25 orang dengan rincian 20 orang ibu dengan balita usia 0-24 bulan dan 5 orang kader di Desa Selogudig Kulon Kecamatan Pajarakan.

Sebelum dan sesudah penyuluhan, para ibu-ibu balita dan kader ini mengisi pre test dan post test untuk evaluasi tingkat pengetahuan masyarakat dari materi yang disampaikan meliputi stunting, ASI Eksklusif dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Sebab ketiga materi ini saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.

Selain memberikan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat dan kader, dalam kesempatan tersebut juga dilakukan demonstrasi cara penggunaan selimut untuk deteksi stunting, poster dan pengisian buku noote book mencegah stunting. Dimana ibu-ibu bisa mengisi sendiri untuk mengetahui pertumbuhan atau tinggi badan dari setiap anak.

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Unair Dr Gadis Meinar Sari, dr., MKes mengungkapkan kegiatan ini dilakukan karena kasus stunting ini masih menjadi angka kejadian tinggi di Jawa Timur.

“Kami mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dalam upaya memberikan sedikit bantuan informasi dalam penanganan stunting di Jawa Timur, khususnya di Desa Selogudig Kulon Kecamatan Pajarakan,” ungkapnya.

Menurut Gadis, sebenarnya selama ini stunting masih menjadi prioritas, tetapi karena tertutup oleh COVID-19 maka sempat berhenti. Padahal kasusnya untuk masa depan sangat besar pengaruhnya untuk generasi berikutnya.

“Harapannya dengan angka stunting yang masih tinggi di Jawa Timur ini, kami bisa memberikan bantuan dan bisa memberdayakan masyarakat supaya bisa mencegah stunting sedini mungkin,” tegasnya.

Sementara Kepala Puskesmas Pajarakan dr. Syaiful Bahri mengaku bersyukur dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat dari Fakultas Kedokteran Unair yang dapat memberikan informasi kepada masyarakat dalam hal deteksi dini stunting.

“Secara kebetulan juga di Puskesmas Pajarakan ada program dokter intensif bekerja sama dengan Unair. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyebarluaskan sekaligus sosialisasi tentang deteksi dini stunting supaya bisa dipakai oleh kader dan ibu rumah tangga dalam mendeteksi putra putrinya sehingga lebih mudah mendeteksi dini apakah masuk stunting atau tidak,” katanya.

Dengan kegiatan ini Syaiful mengharapkan nantinya bisa dilaksanakan dan dipraktekkan oleh kader-kader untuk mendeteksi balita yang stunting lebih mudah. Selain itu, ibu-ibu rumah tangga bisa praktek sendiri pada anakya sehingga diharapkan penemuannya bisa lebih cepat.

“Paling tidak ibu-ibu ini sadar tentang stunting agar bertambah luas wawasannya sehingga kalau ada balita lagi tidak stunting. Karena ibu-ibu sudah bertambah pengetahuannya tentang gizi dan penanganan stunting sehingga generasi berikutnya stuntingnya sedikit atau menurun,” harapnya. (dra)