Reporter : Syamsul Akbar
KRAKSAAN – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Probolinggo menggelar bimbingan teknis (bimtek) peningkatan profesionalisme aparatur dalam teknis bidang pengairan berupa pengenalan irigasi, Selasa hingga Kamis (12-14/3/2019).
Kegiatan yang digelar di ruang pertemuan Graha Sabha Bina Tirta DPUPR Kabupaten Probolinggo ini diikuti oleh 100 orang peserta terdiri dari unsur staf DPUPR, UPT, Korwil, Juru Pengairan, PPA dan Tenaga Lapangan yang dibagi dalam 4 (empat) tahapan.
Kepala DPUPR Kabupaten Probolinggo Prijono melalui Kepala Bidang Sumber Daya Air Oemar Sjarief mengungkapkan kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan staf DPUPR, UPT, Korwil, juru dan PPA yang membidangi pengairan.
“Tujuannya adalah menyiapkan staf dinas yang membidangi pengairan, Korwil, juru dan PPA maupun staf lapangan yang handal dalam melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan,” ungkapnya.
Selama kegiatan para peserta mendapatkan materi operasi jaringan irigasi, pemeliharaan jaringan irigasi, sistem irigasi, pengolahan data OP, aplikasi pembagian air, pengolahan data debit, indeks kinerja sistem irigasi, menghitung rencana tata tanam dan membuat laporan inspeksi rutin dari narasumber praktisi dan pemerhati irigasi serta Pengampu sumber daya air dari Dinas SDA Provinsi Jawa Timur (Diah Asri Sawitri dan Era Silvia).
“Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terciptanya para petugas OP yang lebih baik dalam mendukung tertib pengelolaan irigasi pada masa mendatang,” harapnya.
Sementara narasumber Era Silvia mengatakan pemeliharaan merupakan usaha-usaha untuk mempertahankan fungsi dan daya guna suatu jaringan irigasi, sehingga pelaksanaan operasionalnya dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pemeliharaan yang buruk akan mengurangi umur jaringan, mengurangi efisiensi jaringan serta menyebabkan rehabilitasi besar-besaran.
“Indikator keberhasilan pemeliharaan diantaranya terpenuhinya kapasitas saluran sesuai dengan kapasitas rencana, terjaganya kondisi bangunan dan saluran, meminimalkan biaya rehabilitasi jaringan irigasi serta tercapainya umur rencana jaringan irigasi,” katanya.
Sedangkan narasumber Diah Asri Sawitri menyampaikan irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
“Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi dan sumber daya manusia. Penyediaan air irigasi dilakukan dengan penentuan volume air per satuan waktu yang dialokasikan dari suatu sumber air untuk suatu daerah irigasi yang didasarkan waktu, jumlah dan mutu sesuai dengan kebutuhan untuk menunjang pertanian dan keperluan lainnya,” ujarnya.
Menurut Diah, pengaturan air irigasi merupakan kegiatan yang meliputi pembagian, pemberian dan penggunaan air irigasi. “Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan pembuangannya, termasuk kegiatan membuka-menutup pintu air irigasi, menyusun RTT, sistem golongan, rencana pembagian air, melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau dan mengevaluasi,” pungkasnya. (wan)