Reporter : Syamsul Akbar
KRAKSAAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) bekerja sama dengan The Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) dan Center for Public Health Innovation (CPHI) Fakultas Kedokteran Universitas Udayana menggelar pelatihan promosi dasar menyusui di Kabupaten Probolinggo secara online, Kamis dan Jum’at (23-24/7/2020).
Sebagai peserta pelatihan promosi dasar menyusui ini, setiap fasilitas kesehatan mengirimkan petugas yang memiliki tupoksi sebagai penyusun strategi komunikasi dan promosi tentang 10 LMKM yang telah dipilih oleh Dinkes dan rekomendasi dari pimpinan faskes berdasarkan hasil pendataan tenaga kesehatan dan perwakilan Dinkes sehingga total yang dilatih sebanyak 46 orang.
Pelatihan ini menggunakan modul dukungan menyusui yang sebelumnya telah dikembangkan dan telah melalui proses validasi dan uji coba. Yakni, peran profesi promosi kesehatan dalam mendukung program 10 LMKM dan ASI eksklusif dan strategi komunikasi tenaga non kesehatan untuk mempromosikan 10 LMKM dan ASI eksklusif.
Selanjutnya, pentingnya ASI dan menyusui, pengetahuan dasar teknik menyusui dan cara membantu ibu untuk menyusui, praktik bantuan dasar ibu menyusui, masalah umum menyusui dan pemberian informasi rujukan dasar, keunggulan ASI dibandingkan susu formula serta teknik Emo-Demo untuk mendukung ASI eksklusif.
Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo dr. Anang Budi Yoelijanto mengungkapkan Pemerintah Indonesia telah menempatkan edukasi tentang pemberian ASI eksklusif sebagai salah satu bentuk intervensi gizi spesifik yang penting dalam kerangka kebijakan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam rangka 1000 HPK.
“Kegiatan edukasi ASI eksklusif juga tercantum dalam indikator kegiatan sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas),” ungkapnya.
Menurut Anang, Kabupaten Probolinggo telah memiliki Peraturan Bupati (Perbup) Probolinggo Nomor 24 Tahun 2013. Regulasi ini mengatur tentang pedoman persalinan aman, inisiasi menyusu dini, 10 LMKM dan pemberian ASI eksklusif yang perlu dievaluasi dan disesuaikan untuk optimalisasi dalam layanan perbaikan gizi pada 1000 HPK.
“Strategi yang sudah dilakukan selama ini diantaranya pengukuhan Ibu Bupati sebagai Duta ASI Eksklusif Kabupaten Probolinggo, pengukuhan Duta ASI Eksklusif tingkat kecamatan, penyusunan kebijakan internal 10 LMKM di 39 faskes, pelatihan kelompok pendukung ASI, pembuatan media promosi, pengadaan alat dan ruang perah ASI di OPD, RSUD dan puskesmas, pelatihan konselor ASI, peningkatan promosi IMD dan ASI eksklusif dalam kelas bumil, Gemasiba, Penakib, Sapahati Bunda, PMBA, pemberian Fe pada remaja putri serta kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor,” jelasnya.
Anang menekankan agar meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik tentang promosi dasar menyusui kepada petugas penyusun strategi komunikasi dan promosi tentang 10 LMKM di fasilitas kesehatan terpilih di Kabupaten Probolinggo.
“Serta mendorong kegiatan kolaboratif bersama tenaga kesehatan lain dalam penyusunan strategi komunikasi dan promosi tentang 10 LMKM kepada seluruh tenaga kesehatan dan non kesehatan di fasilitas kesehatan,” tegasnya.
Dengan adanya pelatihan ini Anang mengharapkan nantinya petugas memiliki pemahaman tentang perannya di bidang promosi kesehatan dalam mendukung program 10 LMKM dan ASI Eksklusif dan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup tentang praktik menyusui.
“Selain itu, memiliki keterampilan yang cukup untuk mendeteksi masalah menyusui dan menawarkan solusi kepada ibu dan keluarga, memiliki keterampilan emo-demo untuk mendukung pemberian ASI Eksklusif kepada ibu dan keluarga serta berkomitmen untuk berbagi pengetahuan dan keterampilan kepada rekan-rekan mereka, terutama bagi tenaga non kesehatan,” harapnya. (wan)