Saturday, April 20, 2024
Depan > Kesehatan > Butuh Waktu Untuk Membentuk Antibodi Setelah Vaksinasi Covid-19

Butuh Waktu Untuk Membentuk Antibodi Setelah Vaksinasi Covid-19

Reporter : Syamsul Akbar
KRAKSAAN – Vaksinasi Covid-19 adalah pemberian vaksin Covid-19 untuk menimbulkan kekebalan seseorang terhadap suatu penyakit. Saat ini vaksin yang digunakan di Indonesia adalah vaksin Sinovac, cara pemberiannya 2 dosis dengan interval waktu minimal 2 minggu.

Juru Bicara Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo dr. Dewi Vironica mengatakan mungkin saat ini sering mendengar berita tentang seorang kepala daerah yang terinfeksi Covid-19 seminggu setelah divaksinasi, Kok bisa??

“Perlu kita fahami dengan benar, bahwa antibodi yang terbentuk dari vaksinasi dosis pertama (2 minggu setelah penyuntikan) adalah 52% dan antibodi baru mencapai titer maksimal (lebih dari 95%) setelah 28 hari dari penyuntikan vaksin dosis kedua,” katanya.

Menurut Dewi, jadi antibodi yang timbul masih rendah setelah seminggu divaksinasi Covid-19, jika tidak disiplin protokol kesehatan masih sangat mungkin terinfeksi virus. Sehingga jika kita sudah divaksinasi dosis pertama, bukan berarti tubuh kita sudah kebal lantas tidak lagi disiplin protokol kesehatan.

“Antibodi yang ditimbulkan dari vaksinasi Covid-19 (IgG, IgM, NAb) membuat tubuh kita menjadi tidak sakit atau sakit ringan saat terinfeksi virus, tetapi belum dapat mencegah virus masuk ke tubuh kita dan tidak dapat mencegah penularan Covid-19,” jelasnya.

Dewi menerangkan bahwa kita juga memerlukan Imunoglobulin A (IgA) untuk melindungi dinding saluran pernafasan supaya dapat mencegah kemungkinan virus menempel di saluran pernafasan.

“Saat ini perusahaan vaksin Codagenix mulai melakukan uji klinis tahap 1 terhadap 48 relawan Inggris, untuk menghasilkan vaksinasi intranasal yang dapat memproduksi IgA dan IgG sekaligus. Tapi hasil uji klinis belum diketahui,” terangnya.

Dengan demikian tegas Dewi, kesimpulannya vaksinasi butuh proses untuk bekerja menimbulkan kekebalan dan kekebalan tersebut belum diketahui akan bertahan berapa lama.

“Respon imun setiap orang berbeda-beda terhadap vaksinasi, masing-masing tubuh mempunyai waktu sendiri-sendiri terhadap pembentukan antibodi. Vaksin Sinovac berisi komponen virus mati, sehingga vaksin tersebut tidak malah menyebabkan terinfeksi Covid-19,” tegasnya.

Dewi menambahkan paska vaksinasi tidak menghilangkan risiko tertular Covid-19. Vaksinasi dapat mengurangi risiko tingkat keparahan jika tertular Covid-19. Saat ini angka kasus positif Covid-19 masih tinggi, sehingga memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, menghindari ruangan tertutup adalah cara terbaik untuk menghindari penularan Covid-19 walaupun sudah vaksinasi.

“Untuk mencapai Herd Imunity masih butuh waktu. Oleh karena itu, mari kita dukung Program Vaksinasi sebagai upaya untuk menuntaskan pandemi ini. Stay healthy, stay safe,” pungkasnya. (wan)