Friday, March 29, 2024
Depan > Pendidikan > Bupati Tantri Apresiasi Penerapan Protokol Kesehatan di Lingkungan Pondok Pesantren

Bupati Tantri Apresiasi Penerapan Protokol Kesehatan di Lingkungan Pondok Pesantren

Reporter : Hendra Trisianto
KRAKSAAN – Lingkungan pondok pesantren (ponpes) selain berfungsi sebagai pusat pendidikan agama Islam sekaligus juga menjadi tempat bernaungnya ratusan bahkan ribuan santri dari berbagai daerah. Di tengah pandemi COVID-19, kondisi ini tentu berpotensi sebagai media penyebaran dan penularan virus corona.

Oleh karenanya diperlukan penataan khusus dan penanganan yang rigit dengan mengacu kepada disiplin protokol kesehatan agar benar-benar dapat menjamin lingkungan ponpes tersebut aman dan bebas dari COVID-19.

Dicanangkannya 4 (empat) ponpes di Kabupaten Probolinggo (Ponpes Nurul Jadid, Ponpes Zainul Hasan Genggong, Ponpes Syekh Abdul Qodir Al-Jaelani dan Ponpes HATI Toroyan) oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo sebagai pilot project Pondok Pesantren Tangguh COVID19 adalah sebuah ikhtiar bersama untuk menjawab tantangan tersebut.

Pencanangan ini sekaligus juga sebagai bentuk apresiasi dari Pemkab Probolinggo dan Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo kepada empat ponpes tersebut, dikarenakan telah melaksanakan penataan dan penanganan rigit yang mengacu kepada protokol kesehatan.

Apresiasi tersebut salah satunya disampaikan oleh Bupati Probolinggo Hj P Tantriana Sari SE pada pembukaan Penguatan Adaptasi Kebiasaan baru di lingkungan Pondok Pesantren Tangguh COVID-19, Selasa (14/7/2020) di Auditorium Madakaripura kantor Bupati Probolinggo.

Bupati Tantri mengatakan Pondok Pesantren Tangguh COVID-19 merupakan wujud ikhtiar bersama guna mewujudkan masyarakat Kabupaten Probolinggo yang tangguh dalam menghadapi pandemi virus corona. Dalam hal ini termasuk para santri dan seluruh pengurus pada lingkungan pondok pesantren.

“Menurut pengamatan kami pondok pesantren Nurul Jadid ini adalah salah satu yang disiplin dalam penerapan SOP, bahkan perencanaan dan regulasi kepulangan santri ke pesantren juga telah benar-benar dipikirkan secara matang sesuai protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah,” ungkapnya.

Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo ini menegaskan bahwa diharapkan kedepan agar empat ponpes ini sedapatnya menjadi percontohan dan inspirasi bagi pesantren yang lain agar juga mampu mewujudkan pesantren yang tangguh.

Lebih lanjut Bupati Tantri menyarankan, selama pandemi COVID-19 ini agar anak-anak santri yang berada di dalam pondok pesantren untuk sebisa mungkin aman dan steril dari pergerakan orang yang berasal dari luar lingkungan pesantren. Hal ini untuk meminimalisir resiko masuknya virus corona yang tersebar di luar lingkungan pesantren.

“Intinya saat ini kita telah dikepung oleh virus Corona. Saran kami agar wali santri, pedagang maupun para petugas yang fungsinya keluar masuk pesantren supaya sementara waktu ditiadakan dulu. Yang kedua adalah terapkan fungsi karantina bagi yang sedang sakit,” tegas Bupati Tantri.

“Terima kasih kepada jajaran pondok pesantren yang juga terus berikhtiar dan selalu mendoakan Kabupaten Probolinggo agar dimudahkan oleh Allah SWT dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini. Bersama segala upaya dan doa kita bersama semoga Allah SWT segera mencabut pandemi COVID-19 ini khususnya di Indonesia,” tandasnya. (dra)