Reporter : Syamsul Akbar
SUMBERASIH – Sebanyak 100 orang warga Desa Gili Ketapang bersama perangkat desa dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo melakukan aksi bersih-bersih sampah yang ada di Pantai Desa Gili Ketapang Kecamatan Sumberasih, Kamis (3/10/2019).
Dari aksi bersih-bersih Pantai Gili Ketapang tersebut, terkumpul sampah sebanyak 1,5 ton. Sampah yang terkumpul ini banyak didominasi oleh sampah plastik. Selanjutnya sampah yang sudah tidak bisa didaur ulang diangkut ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Seboroh Kecamatan Krejengan.
Aksi bersih-bersih sampah di Pantai Desa Gili Ketapang ini dipimpin oleh Kepala DLH Kabupaten Probolinggo Ahmad Hasyim Ashari didampingi Kepala Bidang Pengelolaan Sampah DLH Kabupaten Probolinggo Zaenal Ansori serta perangkat Desa Gili Ketapang Kecamatan Sumberasih.
“Sampah yang berhasil dikumpulkan ini selanjutkan akan diangkut ke TPA Seboroh. Jadi ini merupakan pengambilan sampah perdana yang ada di Desa Gili Ketapang Kecamatan Sumberasih,” kata Kepala DLH Kabupaten Probolinggo Ahmad Hasyim Ashari.
Menurut Hasyim, dalam kesempatan tersebut pihaknya juga memberikan pembinaan bank sampah dengan harapan masyarakat bisa memahami pemanfaatan sampah yang bisa didaur ulang. “Paling tidak nantinya sampah itu bisa teratasi atau habis di sumbernya. Untuk sampah yang tidak bisa diolah baru dibawa ke TPA Seboroh,” jelasnya.
Hasyim menjelaskan kegiatan aksi bersih sampah ini bertujuan untuk meningkatkan keindahan dan kebersihan pantai yang sudah menjadi sektor wisata masyarakat sehingga wisatawan yang berkunjung bisa lebih betah dan nyaman menikmati keindahan dan kebersihan pantai.
“Ke depan kami berencana akan membangun TPST atau Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu di Desa Gili Ketapang. Dengan demikian masyarakat akan memproses sampah disana sehingga tidak terlalu banyak ke TPA karena sudah hilang di sumbernya. Paling tidak masyarakat tahu bahwa sampah itu memiliki nilai ekonomis,” jelasnya.
Sementara Kepala Bidang Pengelolaan Sampah DLH Kabupaten Probolinggo Zaenal Ansori mengatakan bahwa sampah-sampah plastik yang berhasil dikumpulkan di pantai Desa Gili Ketapang adalah sampah yang sudah lama dan sulit untuk diproses daur ulang. Sehingga sebelum dibuang sampah harus dipilah terlebih dahulu. Kalau masih baru maka bisa ditata dan dibersihkan untuk didaur ulang.
“Sampah ini merupakan kiriman dari sisi selatan dan utara yang terbawa oleh ombak. Kalau sampah dari masyarakat sana sendiri sedikit sekali. Karena yang organik sudah dimakan ternak dan sampah plastik sedikti sekali. Jadi sampah kiriman yang lebih banyak,” katanya.
Sebagai tindak lanjut ke depan, Zaenal mengaku akan melakukan pembinaan. Kemudian dari pengangkutan setiap minggu sebanyak 2 ton. Dari pihak desa sudah mengangkat 4 tenaga kerja dan pihak DLH sudah mensupport dengan menyiapkan 1 unit kendaraan roda tiga untuk mengangkut sampah yang ada di Desa Gili Ketapang.
“Harapannya masyarakat semakin sadar akan pengelolaan sampah. Kami juga akan meningkatkan pengangkutannya dan memaksimalkan keberadaan bank sampah. Sehingga ada pemilahan sampah untuk bisa didaur ulang. Dengan demikian volume sampah akan semakin mengecil. Disamping itu, masyarakat lebih paham sampah itu memiliki nilai ekonomis,” pungkasnya. (wan)