Reporter : Hendra Trisianto
KRAKSAAN – Upaya pemenuhan akses air minum dan penyehatan lingkungan melalui sanitasi masyarakat yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo bersama USAID/Indonesia melalui Program Indonesia Urban Water, Sanitation, and Hygiene (IUWASH PLUS) menuai hasil gemilang.
Saat ini akses air minum dan sanitasi masyarakat Kabupaten Probolinggo telah mencapai sekitar 70 %, dimana capaian sebelumnya Kabupaten Probolinggo berada di bawah nilai rata-rata pada wilayah Provinsi Jawa Timur.
Salah satu indikatornya ialah meningkatnya partisipasi masyarakat dalam meningkatkan akses air minum, sanitasi dan perubahan perilaku. Yaitu Desa Alaskandang, Kalibuntu dan Kelurahan Patokan. Dimana selama 4 (empat) tahun terakhir, tiga wilayah dengan reputasi sanitasi, akses air minum dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang minim ini dicanangkan sebagai pilot project (hot spot).
Hal ini terungkap pada agenda rutin tahunan pertemuan antar stakeholder yang kali ini dikemas melalui Talkshow pada LPPL (Lembaga Penyiaran Publik Lokal) Radio Bromo FM, Kamis (16/7/2020) pagi dengan disiarkan secara langsung pada media sosial facebook dan youtube. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya resiko penyebaran COVID-19.
Sedikitnya 3 (tiga) kader relawan dan perwakilan Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Sanitasi dihadirkan sebagai narasumber utama dalam talkshow tersebut plus beberapa person dari instansi terkait Pemkab Probolinggo yang disambungkan melalui jalur online (zoom meeting).
Fasilitator USAID IUWASH PLUS Kabupaten Probolinggo Noviean Andriyanto mengemukakan, selama 4 tahun mendampingi pelaksanaan proyek IUWASH PLUS di Kabupaten Probolinggo, perbaikan sanitasi dan air minum dan PHBS sudah sangat maju.
Vian menerangkan bahwa sampai saat ini sinergi antar pihak benar-benar telah terjalin dan terbangun. Pemkab Probolinggo sangat concern dalam hal ini, OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait telah menganggarkan, partisipasi masyarakat bermunculan serta dukungan CSR swasta pun mulai mengalir.
“Jadi yang perlu kami tekankan, kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh tim relawan ini agar bisa direplikasi di desa lain, adanya Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Sanitasi (FKMPS) disini adalah sebagai medianya,” jelas pria kelahiran Sampang Madura ini.
“Sejak awal kami melihat pos Dana Desa sangat strategis untuk arah pengembangan berikutnya di Kabupaten Probolinggo. Alhamdulillah salah satu capaian terbesar kami adanya mandatory pada Dana Desa mulai tahun ini pembangunan jamban juga merupakan prioritas bagi pemerintah desa,” tandasnya. (dra)